Budi Arista Romadhoni
Kamis, 09 Oktober 2025 | 13:35 WIB
Ilustrasi Kabupaten Batang. [Instagram @cerita.kota]
Baca 10 detik
  • Nama Batang lahir dari kisah heroik Ki Ageng Bahurekso yang mengangkat batang kayu menutup sungai.
  • Dari hutan angker, Batang berkembang jadi pusat pertanian, perdagangan, hingga kabupaten mandiri.
  • Kini Batang tumbuh modern lewat kawasan industri, tetap menjaga nilai sejarah dan budaya leluhur.

Pasar tradisional tumbuh, pertukaran hasil bumi menggeliat, dan kehidupan ekonomi pun tumbuh pesat.

4. Ki Ageng Bahurekso: Pejuang Sakti yang Gugur di Batavia

Selain dikenal sebagai pembuka hutan Roban, Ki Ageng Bahurekso juga seorang pahlawan Mataram. Ia memimpin pasukan dalam berbagai pertempuran melawan VOC Belanda. Dalam salah satu ekspedisi ke Batavia, ia gugur sebagai syuhada.

Kisah perjuangannya mengajarkan nilai keberanian dan pengabdian tanpa pamrih. Hingga kini, masyarakat Batang masih mengenang Ki Ageng Bahurekso sebagai tokoh sakral dan pelindung wilayah mereka.

5. Batang di Bawah Cengkeraman Kolonial Belanda

Memasuki abad ke-18 dan 19, Batang jatuh ke tangan VOC dan Hindia Belanda. Karena letaknya strategis di jalur pelayaran antara Semarang, Pekalongan, dan Tegal, Batang dijadikan pusat perdagangan hasil bumi seperti beras, kayu jati, dan kopi.

Namun, masa kolonial membawa penderitaan. Rakyat Batang dipaksa menjual hasil panen dengan harga murah. Saat sistem tanam paksa (cultuurstelsel) diberlakukan pada 1830, banyak petani kehilangan lahan dan terjerat kemiskinan.

Meski begitu, semangat rakyat Batang untuk melawan penindasan tak pernah padam.

6. Dari Perjuangan Kemerdekaan hingga Jadi Kabupaten Mandiri

Baca Juga: 5 Prompt Foto Jadul 80-an: Dari Kamar Musik Hingga Gaya Kaset Lawas

Saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, rakyat Batang langsung menyambut dengan semangat juang tinggi. Mereka ikut melawan agresi militer Belanda melalui laskar rakyat dan pasukan Hizbullah-Sabilillah. Hutan Roban kembali menjadi medan gerilya.

Setelah masa perang usai, Batang resmi memisahkan diri dari Kabupaten Pekalongan dan menjadi kabupaten mandiri. Keputusan ini menegaskan identitas Batang sebagai daerah yang punya sejarah, budaya, dan masyarakat yang tangguh.

7. Batang Modern: Antara Sejarah, Alam, dan Industri

Kini Batang berkembang pesat tanpa melupakan akar sejarahnya. Wilayah pesisir di utara dimanfaatkan untuk pelabuhan, perikanan, dan wisata bahari, sementara bagian selatan kaya akan perkebunan dan pertanian.

Yang paling monumental adalah berdirinya Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) — proyek strategis nasional yang membawa Batang ke panggung ekonomi modern. Meski berubah menjadi kota industri, nilai gotong royong, religiositas, dan kesenian rakyat seperti kuda lumping dan sedekah laut tetap dijaga.

Kisah asal-usul Batang bukan sekadar legenda tentang sepotong kayu, tapi cerita tentang manusia yang menaklukkan alam dengan doa dan tekad. Dari peristiwa “Ngembat Watang” hingga perjuangan rakyat melawan penjajah, semua menjadi fondasi bagi identitas Batang hari ini.

Load More