Budi Arista Romadhoni
Kamis, 16 Oktober 2025 | 13:28 WIB
Ilustrasi peti kemas yang mengangkut barang impor. [Freepik.com/eyeEM]
Baca 10 detik
  • Surat Yasin disebut jantung Al-Quran karena merangkum inti sari ajaran tauhid dan hari akhir.
  • Keutamaannya mencakup ampunan dosa dan pahala yang setara dengan 10 kali khatam Al-Quran.
  • Membacanya diyakini memudahkan urusan dunia, meringankan sakaratul maut, dan menenangkan hati.

SuaraJawaTengah.id - Pasar Indonesia masih sangat bergantung pada produk impor. Dari kebutuhan rumah tangga hingga industri besar, banyak barang yang masih didatangkan dari luar negeri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan dikutip dari YouTube Belajar Ekspor Impor, inilah 11 barang impor yang paling banyak dicari di Indonesia, lengkap dengan penjelasan peluang bisnisnya.

1. Plastik dan Produk Turunannya

Plastik menempati posisi pertama sebagai barang impor paling laris di Indonesia. Bahan ini dibutuhkan di berbagai sektor, baik industri maupun rumah tangga.

Untuk kebutuhan rumah tangga, contohnya seperti ember, tempat penyimpanan, hingga perabot plastik lainnya. Sedangkan di sektor industri, plastik digunakan untuk kemasan makanan, bahan pembersih, dan produk manufaktur.

Karena permintaan yang besar dan harga bahan baku lokal yang belum stabil, banyak pelaku usaha lebih memilih impor plastik untuk menjaga efisiensi produksi.

2. Mesin dan Peralatan Mekanik

Kategori ini meliputi mesin cetak, alat potong industri, mesin pengolah bahan kimia, dan mesin produksi pabrik lainnya. Meski pasarnya relatif sempit, keuntungan di sektor ini sangat tinggi.

Saingannya tidak banyak, sehingga margin keuntungan lebih besar. Beberapa importir menggunakan sistem pre-order agar tidak perlu menanggung stok. Mereka baru memesan barang ke luar negeri setelah mendapat pembayaran dari pembeli di dalam negeri.

Baca Juga: Sejarah Tiwul, Warisan Leluhur Pengganti Nasi yang Kembali Dilirik

3. Elektronik dan Gadget

Gadget dan perangkat elektronik seperti smartphone, laptop, komputer, TV, AC, dan speaker masih didominasi produk impor. Permintaan yang besar membuat pasar ini tetap hidup sepanjang tahun.

Modal yang dibutuhkan memang besar, tetapi peluang reseller dan importir kecil tetap ada. Produk seperti aksesori gadget, kabel charger, atau perangkat smart home punya potensi pasar yang luas.

4. Besi dan Baja

Industri konstruksi, manufaktur, dan infrastruktur di Indonesia masih sangat bergantung pada impor besi dan baja.

Nilai impornya mencapai lebih dari 6,85 miliar dolar AS. Produk baja digunakan untuk membuat bangunan, jembatan, kendaraan, dan bahkan alat rumah tangga. Karena permintaan selalu tinggi, bisnis impor di sektor ini termasuk aman untuk jangka panjang.

5. Kendaraan dan Suku Cadang

Sebagian besar kendaraan yang beredar di Indonesia merupakan hasil impor, mulai dari mobil, motor, truk, hingga bus. Meskipun ada yang dirakit di dalam negeri, sebagian besar komponennya tetap berasal dari luar negeri.

Selain kendaraan utuh, suku cadang aftermarket juga banyak dicari. Ini menjadi peluang besar bagi pelaku usaha yang ingin bermain di sektor otomotif.

6. Bahan Kimia Organik

Produk seperti alkohol, petrokimia, polimer, parafin, bensin, dan gas metana masih diimpor dalam jumlah besar. Barang-barang ini menjadi bahan utama bagi berbagai sektor industri seperti pupuk, alat kesehatan, hingga produk rumah tangga.

Karena banyak industri dalam negeri yang belum mandiri secara bahan baku, peluang impor di sektor ini masih terbuka lebar.

7. Biji-bijian dan Serealia

Jagung, kedelai, gandum, kacang-kacangan, dan beras termasuk kategori yang banyak diimpor. Indonesia memang negara agraris, tetapi produksi lokal seringkali belum mampu memenuhi kebutuhan nasional.

Faktor seperti gagal panen, cuaca ekstrem, dan permintaan varietas khusus membuat impor tetap diperlukan. Pelaku usaha bahan pangan bisa memanfaatkan peluang ini untuk mendatangkan pasokan dari luar negeri.

8. Limbah Industri Makanan

Meski terdengar aneh, limbah makanan justru menjadi salah satu komoditas impor yang laku di Indonesia. Limbah ini dimanfaatkan untuk pakan ternak dan industri pengolahan.

Nilai bisnisnya diperkirakan mencapai sekitar 2,9 miliar dolar AS. Contohnya, sisa hasil produksi makanan olahan yang masih bisa diolah ulang untuk kebutuhan peternakan.

9. Produk Kimia

Produk kimia impor terbagi menjadi dua jenis, yaitu bahan mentah dan produk jadi. Bahan mentah seperti klorin, merkuri, atau formaldehid digunakan untuk industri manufaktur.

Sedangkan produk jadi seperti sabun, sampo, deterjen, pemutih pakaian, dan insektisida digunakan di rumah tangga. Pasarnya besar dan stabil, karena hampir semua sektor industri membutuhkan bahan kimia secara rutin.

10. Perangkat Optik, Fotografi, dan Medis

Kategori ini mencakup kamera, kacamata, alat medis seperti mesin cuci darah, USG, dan stetoskop. Nilai jualnya tinggi karena menyangkut kebutuhan profesional dan kesehatan.

Dengan meningkatnya tren konten kreatif serta bertambahnya fasilitas kesehatan swasta, permintaan terhadap perangkat optik dan medis impor terus tumbuh dari tahun ke tahun.

11. Produk Fashion

Produk fashion seperti baju, tas, sepatu, dan perhiasan tetap menjadi favorit masyarakat Indonesia. Banyak orang masih beranggapan bahwa barang impor memiliki kualitas lebih baik dibandingkan produk lokal.

Karena itu, bisnis impor fashion masih menjadi peluang yang menguntungkan, terutama di marketplace dan toko ritel modern. Permintaan terhadap produk fashion luar seperti Korea, Jepang, dan Eropa tetap tinggi.

Impor bukan hanya soal mendatangkan barang dari luar negeri, tetapi juga soal membaca peluang. Dari fashion hingga bahan industri, setiap kategori punya pasar tersendiri di Indonesia.

Dengan memahami aturan OSS dan memilih produk yang tepat, bisnis impor bisa menjadi sumber keuntungan yang stabil dan berkelanjutan.

Kontributor : Dinar Oktarini

Load More