- Roti meses berasal dari Belanda bernama Hagelslag dan masuk ke Indonesia lewat kolonialisme.
- Setelah merdeka, Indonesia memproduksi meses lokal tahun 1950-an, seperti merek legendaris Seres.
- Sederhana dan nostalgik, roti meses tetap digemari lintas generasi karena praktis dan penuh kenangan.
SuaraJawaTengah.id - Kalau kamu pernah makan roti tawar oles butter dan tabur meses di pagi hari, kamu sedang menikmati salah satu warisan kuliner paling bertahan di Indonesia.
Sederhana, manis, dan penuh nostalgia roti meses bukan cuma soal rasa, tapi juga sejarah panjang dari Eropa sampai meja makan kita.
Sebagaimana dikutip dari YouTube Sejarah On A Plate, simak tujuh fakta menarik di balik makanan yang satu ini!
1. Berawal dari Negeri Kincir Angin
Meses ternyata berasal dari Belanda. Di sana, taburan ini disebut Hagelslag, yang secara harfiah berarti “hujan es kecil”. Nama itu terinspirasi dari bentuknya yang kecil memanjang seperti butiran es.
Awalnya, Hagelslag bukan terbuat dari cokelat, melainkan dari gula dan bahan-bahan manis berwarna-warni untuk menghias kue.
Baru pada tahun 1936, perusahaan Belanda bernama Vance memperkenalkan versi cokelatnya. Sejak saat itu, Hagelslag cokelat menjadi populer di seluruh Belanda — disukai anak-anak hingga orang dewasa.
2. Butter adalah Kuncinya
Kalau kamu pernah heran kenapa orang Belanda sangat serius soal urusan sarapan, salah satunya karena mereka punya aturan tidak tertulis: jangan pernah tabur Hagelslag tanpa butter.
Baca Juga: Bak Ditelan Bumi! Jalan di Purbalingga Ambles 100 Meter, Dua Dusun Terisolasi
Butter berfungsi sebagai “perekat” agar meses menempel sempurna di atas roti. Tanpa itu, meses akan berjatuhan. Sampai sekarang, supermarket di Belanda dipenuhi berbagai varian Hagelslag: dari cokelat susu, dark, white, sampai rasa buah.
3. Dari Kolonialisme ke Meja Makan Nusantara
Lalu bagaimana makanan khas Belanda ini bisa sampai ke Indonesia? Jawabannya: kolonialisme. Saat Belanda menguasai Hindia Belanda, mereka tidak hanya membawa sistem pemerintahan dan bisnis, tapi juga kebiasaan makan.
Bersamaan dengan semur, kastangel, dan kue-kue lain, datanglah Hagelslag yang kemudian kita kenal sebagai meses. Ada teori yang menyebut bahwa kata “meses” berasal dari istilah Belanda muisjes, yaitu taburan kecil berbahan adas manis yang biasa digunakan untuk merayakan kelahiran bayi.
4. Lahirnya Meses Lokal di Tahun 1950-an
Setelah Indonesia merdeka, meses tidak ikut “pulang” ke Eropa. Justru sebaliknya, masyarakat lokal jatuh cinta pada rasanya. Di era 1950-an, perusahaan dalam negeri mulai memproduksi meses lokal.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
5 Pilihan Rental Mobil di Semarang untuk Liburan Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Libur Nataru Dijamin Irit! Pertamina Tebar Cashback BBM 20 Persen, Diskon Gas hingga Hotel
-
Genjot Ekonomi Baru, Ahmad Luthfi Minta Kabupaten dan Kota Perbanyak Forum Investasi
-
Memperkuat Inklusi Keuangan: AgenBRILink Hadirkan Kemudahan Akses Perbankan di Daerah Terluar
-
15 Tempat Wisata di Pemalang Terbaru Hits untuk Liburan Akhir Tahun