Budi Arista Romadhoni
Selasa, 30 Desember 2025 | 07:14 WIB
Ilustrasi mengecek mobil bekas sebelum di beli. [Suara.com/AI]
Baca 10 detik
  • Tutup oli mesin berkerak tebal menandakan *sludge* akibat perawatan oli yang buruk dan berisiko merusak mesin.
  • Waspadai pemutaran kilometer palsu karena dapat menyebabkan penundaan penggantian komponen krusial mesin mobil bekas.
  • Hindari mobil bekas yang mengalami kecelakaan berat, terutama yang melibatkan kerusakan atau penggantian sasis serta struktur pilar.

SuaraJawaTengah.id - Membeli mobil bekas memang bisa menjadi solusi untuk mendapatkan kendaraan dengan harga lebih terjangkau. Namun di balik harga murah, sering kali tersembunyi masalah teknis yang justru membuat biaya perawatan membengkak di kemudian hari.

Seorang mekanik berpengalaman membagikan sejumlah tanda penting yang seharusnya langsung membuat calon pembeli mundur saat melihat mobil bekas.

Berikut lima ciri mobil bekas yang sebaiknya tidak dibeli dalam kondisi apa pun.

1. Tutup Oli Mesin Dipenuhi Sludge Tebal

Hal pertama yang selalu dicek oleh mekanik adalah tutup pengisian oli mesin. Dari bagian ini, riwayat perawatan mobil bisa langsung terbaca. Jika terlihat lumpur hitam kental atau kerak tebal menempel di balik tutup oli, itu menandakan mesin mengalami sludge oli.

Sludge terjadi akibat jarangnya penggantian oli atau penggunaan oli yang tidak sesuai. Banyak pemilik mobil hanya berpatokan pada jarak tempuh, padahal secara ideal oli harus diganti setiap enam bulan atau sekitar lima ribu kilometer. Ketika oli dibiarkan terlalu lama, kualitas pelumas menurun dan bercampur dengan kotoran mesin.

Kondisi ini sangat berbahaya karena mengganggu sirkulasi oli. Mesin memang masih bisa hidup, tetapi keausan komponen berlangsung lebih cepat dan kerusakan akan muncul satu per satu.

2. Sludge Dianggap Bisa Diselesaikan dengan Flushing

Banyak penjual meyakinkan pembeli bahwa sludge bisa dibersihkan dengan cairan flushing. Pernyataan ini perlu diwaspadai. Menurut penjelasan narasumber, flushing hanya aman jika kotoran masih tipis dan belum berkerak.

Baca Juga: Budget Rp130 Juta? Lupakan LCGC, 4 MPV Bekas Ini Jauh Lebih Worth It

Jika sludge sudah tebal, cairan flushing justru berisiko membuat kotoran terkelupas menjadi gumpalan. Gumpalan ini bisa menyumbat jalur oli dan lubang HLA yang berfungsi menyalurkan pelumas ke seluruh mesin. Akibatnya, mesin justru menjadi lebih kasar dan berisik.

Dalam kondisi sludge tebal, satu-satunya solusi yang benar adalah membongkar mesin dan membersihkan setiap komponen secara manual. Proses ini membutuhkan biaya besar dan waktu lama, sehingga tidak sebanding dengan harga mobil bekas yang terlihat murah.

3. Kilometer Mobil Tidak Masuk Akal atau Terlihat Diputar

Ciri berikutnya adalah kilometer yang tidak sesuai dengan kondisi mobil. Praktik pemutaran kilometer masih sering ditemukan, terutama untuk menarik minat pembeli. Ada kasus di mana mobil dengan jarak tempuh hampir dua ratus ribu kilometer ditampilkan hanya belasan ribu kilometer.

Bahaya kilometer putaran terletak pada kesalahan asumsi perawatan. Banyak komponen mesin memiliki batas usia pakai berdasarkan kilometer, seperti timing belt yang umumnya harus diganti di kisaran seratus ribu kilometer.

Jika pembeli percaya kilometer masih rendah, penggantian komponen penting akan ditunda. Akibatnya, kerusakan bisa terjadi dalam waktu singkat setelah mobil dibeli. Untuk memastikan keaslian kilometer, pengecekan sebaiknya dilakukan melalui alat scan dan riwayat servis di bengkel resmi.

Load More