"Sekarang sudah kondusif, warga memang membiarkan dulu agar suasana tidak panas," katanya.
Menurut dia, rasa trauma terjadi bisa dimaklumi lantaran pada saat terjadi insiden berdatangan banyak massa baik dari ormas, TNI dan kepolisian.
"Mungkin masih takut, karena saat itu didata identitas oleh TNI dan Polisi minta KTP, tapi hanya dua saja yang mau menunjukan," ujarnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Tegalsari Maryanto menyatakan sudah tidak ada lagi permasalahan antara warga dengan penghuni asrama west Papua. Suasana pendinginan sengaja dilakukan untuk tidak berkomunikasi sebelum semua suasana kembali normal sepeti biasa.
Baca Juga:Muncul Spanduk di Asrama Mahasiswa Papua: Siapa pun yang Datang Kami Tolak!
"Kami mendiamkan dulu, nanti akan ada pertemuan antara Camat, Dandim, Polsek, warga dan semua penghuni asrama," katanya, saat didatangi kediamannya.
Rencananya dalam waktu dekat masih di Agustus ini akan diadakan pentas seni dari semua warga pendatang yang mukim di lingkungannya. Diantaranya ada dari Papua, NTT, Riau, Jambi dan lainnya.
"Dulu itu semua ikut acara kalau ada agenda di kampung sini, kita akan kembali hidupkan suasana itu, nanti kita gelar di lapangan kompleks sini," katanya.
Sebagai mantan ketua RW IV, Maryanto mengimbau penghuni asrama west Papua untuk tenang dan tidak takut atas kejadian kemarin. Kembali pada proses belajar seperti mahasiswa lainnya.
"Kembali ke rutinitas belajar, kuliah, nanti kalau sudah pintar, lulus bisa kembali ke Papua untuk membangun dan mensejahterakan daerahnya," pintanya.
Baca Juga:Telepon Lukas Enembe, Ganjar: Saya Jamin Keamanan Mahasiswa Papua di Jateng
Dia juga berharap mahasiswa yang saat ini menghuni asrama bisa lebih terbuka dengan masyarakat, sebagaimana seniornya terdahulu. Bahwa semua orang yang ada di lingkungannya adalah warga negara Indonesia, bisa bergaul bersama masyarakat, mengikuti dan menghormati adat budaya setempat.
"Tirulah senior kalian, dulu itu mereka sangat guyub, mau main pentas seni daerahnya saat ada acara di sini. Namanya pendatang juga harus izin selama 1x24 jam tinggal, tak hanya izin nama saja tapi juga identitas," katanya yang sudah mendata 18 penghuni asrama saat insiden kemarin.
Kontributor : Adam Iyasa