SuaraJawaTengah.id - Sukarelawan dari Animal Independen Wonogiri (AIW) memberikan edukasi kepada warga di wilayah Selogiri, Wonogiri, terkait penanganan ular yang belakangan ini kerap dijumpai masuk ke wilayah permukiman.
Dalam kegiatan di Tugu Pusaka depan Kantor Kecamatan Selogiri, Minggu (22/12/2019) itu, para anggota AIW memajang sejumlah ular dari beberapa jenis berbeda.
Mereka kemudian menjelaskan kepada masyarakat yang hadir mengenai ular tersebut, bahayanya, dan sebagainya.
“Ular ini yang sering saya lihat,” kata Nita, warga yang datang ke lokasi sambil menunjuk seekor ular wi di dalam stoples.
Baca Juga:Jempolnya Dipatuk Ular, Warga Parung Dilarikan ke RSUD Depok
Dia merasa takut, tetapi rasa penasarannya lebih kuat. Awalnya dia ragu-ragu lalu perempuan 30-an tahun itu berani mendekat ke ular yang dimaksudnya setelah sukarelawan memberi penjelasan.
“Ular wi tak berbisa. Ular jenis ini sering dijumpai di sawah atau ladang. Ular lain yang sering terlihat yakni ular macanan. Ular itu juga tak berbisa. Kalau sekarang yang sering ditemukan adalah kobra jawa dan piton. Kobra berbisa mematikan, kalau piton yang berbahaya lilitannya,” kata Faisal Muhadi, 22, salah satu sukarelawan seperti diberitakan Solopos.com—jaringan Suara.com.
Menyikapi fenomena banyaknya ular yang masuk ke permukiman, AIW membuka layanan penangkapan atau penyelamatan ular secara gratis sejak sepekan terakhir.
Mereka melayani laporan temuan ular di sekitar markas, yakni Selogiri dan wilayah terdekat lainnya, seperti Nguter, Sukoharjo, Wonogiri, Ngadirojo, Wuryantoro, Eromoko, dan Manyaran.
Mereka belum melayani laporan dari wilayah lain karena jarak yang jauh. Empat hingga lima sukarelawan selalu siaga menindaklanjuti laporan warga setiap hari pukul 06.00 WIB-23.00 WIB.
Baca Juga:Ular Kobra dan Sanca 4 Meter Gegerkan Aksi Kerja Bakti di Jatinegara
Setiap hari AIW menerima tiga hingga lima laporan. Jika ada laporan dari warga kecamatan lain, seperti Purwantoro, AIW, akan menginformasikannya kepada sukarelawan di kecamatan bersangkutan.