Ingin Menyambut Tahun Baru di Gunung Prau, Pendaki Wajib Perhatikan Ini

Masih banyak juga pendaki dari kalangan umum yang kurang persiapan. Mereka tak dibekali dengan perlengkapan sesuai standar pendakian dan keselamatan (safety).

Chandra Iswinarno
Senin, 30 Desember 2019 | 19:35 WIB
Ingin Menyambut Tahun Baru di Gunung Prau, Pendaki Wajib Perhatikan Ini
Pos Pendakian Gunung Prau di Patakbanteng Kecamatan Kejajar Wonosobo. [Suara.com/Khoirul]

SuaraJawaTengah.id - Aktivitas pendakian Gunung Prau Dieng meningkat jelang malam pergantian tahun. Pengelola jalur pendakian gunung Prau via basecamp Patakbanteng Kejajar Kabupupaten Wonosobo, Misyadi mengatakan, aktivitas pendakian mulai meningkat sejak libur sekolah pada pertengahan Desember 2019 lalu.

Bahkan, jumlah pendaki terus mengalami peningkatan dengan rata-rata di atas seribuan pendaki tiap harinya.

"Meningkat 30 persen dibanding hari normal. Natal kemarin ada 1.500-an pendaki via Patakbanteng," katanya.

Misyadi memrediksi, puncak keramaian aktivitas pendakian akan terjadi pada malam pergantian tahun. Biasanya, pada pergantian tahun sebelumnya, pendaki yang naik melalui basecamp Patakbanteng mencapai kisaran 3 ribu orang.

Baca Juga:Temuan Arca Ganesha Ungkap Banyaknya Candi yang Hilang di Dieng

Ia pun memperkirakan jumlah pendaki pada pergantian tahun ini kurang lebih sama dengan capaian tahun sebelumnya. Bedanya, tahun ini peningkatan aktivitas pendakian lebih panjang harinya karena ada momentum libur sekolah di penghujung tahun ini.

"Mungkin 2.500-an, karena terbagi keramaiannya sejak awal libur sekolah kemarin," katanya

Karena bertepatan dengan momentum libur sekolah, banyak pendaki Gunung Prau dari kalangan pelajar, baik tingkat SMP atau SMA. Para pendaki tersebut ternyata banyak yang kurang mempersiapkan diri, misal dengan perlengkapan pendakian yang terbatas.

Di luar itu, masih banyak juga pendaki dari kalangan umum yang kurang persiapan. Mereka tak dibekali dengan perlengkapan sesuai standar pendakian dan keselamatan (safety).

"Misalnya masih pakai sepatu kets, tenda overload, perlengkapan enggak komplit,"katanya

Baca Juga:Petani Temukan Arca Ganesha Terbesar di Dieng

Di samping perlengkapan yang sesuai standar pendakian, Misyadi mengimbau pendaki agar memerhatikan cuaca saat hendak mendaki. Terlebih, saat ini intensitas hujan sedang tinggi. Pendaki diharap membawa jas hujan, serta pembungkus yang melindungi tas dari air hujan.

Pendaki juga diharap mewaspadai kondisi jalur yang licin karena terbasahi hujan. Jika tak hati-hati, jalur itu bisa mencelakai pendaki. Pihaknya beberapa waktu lalu bahkan sempat mengevakuasi pendaki yang terpeleset karena jalur licin hingga kakinya retak.

Saat mau naik, pendaki diimbau memerhatikan kondisi cuaca. Jika cuaca tak mendukung, pendaki bisa menunda pendakiannya atau istirahat di basecamp hingga cuaca membaik. Pendaki yang sudah di puncak diimbau turun waktu pagi atau sekitar pukul 09.00 Wib untuk menghindari hujan. Sebab, di pegunungan Dieng, hujan biasanya turun saat siang atau sore hingga malam.

"Terus enggak usah buru-buru kalau turun, pelan-pelan karena licin. Pendaki jangan bawa beban yang berat-berat. Apalagi kan cuma semalam, jadi enggak perlu bawa banyak barang," katanya.

Selain perlengkapan yang memadai, pendaki diharapkan mempersiapkan fisik yang prima sebelum mendaki. Pendaki dari luar kota diharapkan tak langsung mendaki, melainkan rehat sejenak di basecamp untuk menghilangkan letih usai lama di perjalanan. Ini untuk menghindari kelelahan saat mendaki hingga mengancam kesehatan.

Pendaki yang punya riwayat penyakit bawaan sebaiknya lebih mewaspadai diri. Selain membawa obat-obatan lengkap, ia juga harus jujur kepada teman-temannya akan riwayat penyakitnya agar mereka bisa ikut mengantisipasi. Awal Desember 2019 lalu, seorang pendaki asal Depok Jawa Barat harus meregang nyawa yang diduga karena menderita serangan jantung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini