Kentongan Desa Hilang Misterius, Kades Gununggajah Gelar Sayembara

Dalam sayembara itut, Kades Gununggajah Yulius Yoyok Kartika Cahyo akan menghadiahkan uang Rp 1 juta kepada siapa saja yang berhasil menemukan kentongan tersebut.

Chandra Iswinarno
Rabu, 29 Januari 2020 | 22:20 WIB
Kentongan Desa Hilang Misterius, Kades Gununggajah Gelar Sayembara
Kentongan bersejarah Desa Gununggajah, Kecamatan Bayat, Klaten, tergantung di balai desa setempat sebelum hilang digondol maling. [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Hilangnya kentongan bersejarah milik Desa Gununggajah Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten, membuat kepala desa setempat berinisiatif menggelar sayembara. Upaya tersebut dilakukan sebagai usaha agar kentongan berumur satu abad tersebut bisa ditemukan kembali.

Dalam sayembara itu, Kades Gununggajah Yulius Yoyok Kartika Cahyo akan menghadiahkan uang Rp 1 juta kepada siapa saja yang berhasil menemukan kentongan tersebut. Yoyok mengemukakan, kentongan tersebut memiliki nilai sejarah yang kuat dengan kelahiran Desa Gununggajah.

"Bukan masalah harganya. Tetapi nilai sejarahnya yang sangat mahal bagi warga di desa kami,” katanya saat dihubungi Solopos.com-jaringan Suara.com pada Rabu (29/1/2020).

Untuk diketahui, kentongan setinggi 170 centimeter dengan diameter sekitar 40 centimeter tersebut diperkirakan hilang pada Minggu (26/1/2020) dini hari.

Baca Juga:Kentongan Desa Berusia Seabad Hilang Misterius, Warga Lapor Polisi

“Tidak ada yang tahu pastinya kapan menghilang. Pada Minggu pagi kentongan sudah tidak ada. Kemungkinan hilang antara pukul 01.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB,” katanya.

Diakuinya, bobot kentongan tersebut mencapai 80 kilogram. Yoyok menduga, kentongan tersebut hilang dicari oleh pelaku yang berjumlah leboh dari satu orang.

“Kentongan itu berat. Paling tidak butuh dua orang untuk mengangkat kentongan tersebut,” jelas Yoyok.

Yoyok menuturkan kentungan itu memiliki nilai sejarah bagi warga Gununggajah. Kentungan sudah ada sejak pemerintahan desa berdiri. Ia mengemukakan, kentongan tersebut diperkirakan dibuat sekitar tahun 1918.

Meski kini tak lagi menjadi alat komunikasi utama seiring perkembangan teknologi komunikasi, kentungan tersebut masih difungsikan.

Baca Juga:DKI Beli Toa Rp 4 Miliar buat Peringatkan Bencana, Mending Kentongan Murah

“Setiap pukul 00.00 WIB itu penjaga balai desa membunyikan kentongan. Terkadang ketika ada pertemuan di balai desa, kentongan dibunyikan,” jelas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini