SuaraJawaTengah.id - Ekskavasi situs candi baru di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur Banjarnegara Jawa Tengah oleh Badan Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Jateng telah selesai.
Penggalian lahan tempat penemuan candi itu dilakukan untuk mencari data arkeologi yang masih tersembunyi. Dari situ, BPCB bisa mengungkap sejarah yang menyertai temuan itu.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Objek Wisata Dieng Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara Aryadi Darwanto mengatakan, dari hasil ekskavasi ditemukan sejumlah data arkeologi.
Temuan baru hasil penggalian itu meliputi Ratna atau bagian atap candi, serta potongan arca berbentuk kaki. Namun petugas belum bisa mengidentifikasi arca itu dalam wujud utuhnya.
Baca Juga:Eskavasi Candi Gedog Blitar Terhambat Sewa Lahan Petani
"Karena hanya kaki yang ditemukan," katanya saat dikonfirmasi pada Rabu (26/2/2020).
Aryadi mengatakan, denah candi ini berbentuk persegi panjang. Denah persegi panjang tersebut menarik, karena berbeda dengan umumnya denah candi di Dieng.
Candi lain di Dieng yang berbentuk persegi panjang adalah candi Semar. Namun menurut Aryadi, ada perbedaan bentuk antara candi baru ini dengan candi Semar.
Layaknya temuan candi lain, candi baru ini pun mesti dinamai. Aryadi mengatakan, nama Kunti muncul saat tim peneliti membincang soal penamaan candi yang baru ditemukan ini.
Ide penamaan Candi Kunti tercetus dari pikiran Ketua Unit Candi Dieng Eri Budhiarto. Menurut Aryadi, Kunti cocok untuk menamai candi itu.
Baca Juga:Buktikan Ada Candi, BPCB Akan Cocokkan Batu Lepas di Lokasi Penemuan Arca
Dalam cerita pewayangan, Dewi Kunti adalah ibu dari Pandawa. Nama para Pandawa telah dipakai untuk menamai candi-candi lain di komplek Candi Arjuna. Sehingga tepat jika nama Kunti sebagai ibu para Pandawa itu disematkan pada candi baru ini.
Terlebih, candi Kunti berada di lereng Bukit Pangonan yang lokasinya yang lebih tinggi dari tempat berdirinya candi-candi lain.
"Jadi seakan Kunti mengawasi anak-anaknya. Karena tempatnya lebih tinggi," katanya.
Kontributor : Khoirul