Buntut Penolakan Jenazah Corona, 2 Desa di Banyumas Sukarela Siapkan Lahan

Kepala Desa Banjaranyar Karseno mengatakan keputusan tersebut sudah melalui proses musyawarah dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan juga penggali kubur setempat.

Chandra Iswinarno
Kamis, 02 April 2020 | 17:07 WIB
Buntut Penolakan Jenazah Corona, 2 Desa di Banyumas Sukarela Siapkan Lahan
Kepala Dinperkim Kabupaten Banyumas Junaidi (kanan) meninjau lokasi makam yang ditawarkan Desa Banjaranyar, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, untuk dijadikan makam jenasah positif covid-19 antisipasi jika ada penolakan seperti dua hari lalu. [Dok. Pemkab Banyumas]

SuaraJawaTengah.id - Buntut penolakan penguburan jenazah yang positif Virus Corona atau Covid-19 beberapa hari lalu di wilayah Kabupaten Banyumas, mengundang keprihatinan dan empati sejumlah orang di berbagai wilayah.

Setelah adanya tawaran seorang ulama pengasuh Pondok Pesantren Tanbighul Ghofilin Alif Baa, Kecamatan Bawang, Banjarnegara, kini tawaran serupa juga datang dari dua desa di wilayah Kabupaten Banyumas, yakni Desa Banjaranyar di Kecamatan Sokaraja dan Desa Karangkemiri di Kecamatan Pekuncen.

Kepala Desa Banjaranyar Karseno menyampaikan, keprihatinannya terhadap kejadian yang menimpa jenazah Corona karena dikabarkan mendapat penolakan warga di beberapa wilayah.

"Kemarin saya sih nggak tahu kronologinya gimana, nggak mau bicara masalah yang kemarin. Melihat kejadian begitu, saya prihatin, terus atas rasa kemanusiaan akhirnya, monggoh lah kita siap," kata Karseno kepada wartawan, Kamis (2/4/2020).

Baca Juga:Bupati Banyumas Menginspirasi Ikut Kubur Jenazah Corona, Dapat Bunga

Menurut Karseno, keputusan tersebut sudah melalui proses musyawarah dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan juga penggali kubur setempat. Tidak hanya itu, warga sekitar juga menyambut baik dengan adanya rencana tersebut.

"Alhamdulillah dari kemarin sudah dibahas, tadi juga kumpul dan sangat setuju banget," ujarnya.

Lahan yang disediakan oleh Desa Banjaranyar, menurut Karseno berada di tempat pemakamam umum (TPU) desa setempat. Menimbang dengan masih banyaknya lahan kosong yang belum digunakan dan juga lahannya tidak berdekatan dengan permukiman warga.

"Luasnya satu hektar, jadi ntar kita gabungkan dengan TPU di situ. Khusus untuk pasien yang dari Banyumas. Kalau dari yang daerah lain dengan lokasi jauh kan juga nggak mungkin. Kita juga bicara dengan hati dan rasa kemanusiaan. Namanya mayat kalau sudah mati kan harus segera dimakamkan," jelasnya.

Kepedulian tersebut menurut Karseno bukan ingin mencari sensasi dan keinginannya untuk viral di media sosial. Tapi berangkat dari empati dan rasa kemanusiaan.

Baca Juga:Jenazah Corona Ditolak dan Diteriaki Warga, Bupati Banyumas Minta Maaf

Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Banyumas Junaidi menyambut baik tawaran tersebut. Mendengar kabar tersebut ia langsung turun ke lokasi untuk memastikan kabar tawaran tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini