Kisah Zainal Muttaqin, Dokter COVID-19 RSUP Kariadi Sembuh dari Corona

Dokter Zainal Muttaqin menceritakan kisahnya saat karantina 14 hari di Hotel Kesambi Semarang.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 29 April 2020 | 07:00 WIB
Kisah Zainal Muttaqin, Dokter COVID-19 RSUP Kariadi Sembuh dari Corona
Zainal Muttaqin. (Solopos)

SuaraJawaTengah.id - Zainal Muttaqin, satu di antara 26 dokter dan tenaga medis di RSUP dr Kariadi Semarang sembuh dari virus corona. Dokter Zainal Muttaqin menceritakan kisahnya saat karantina 14 hari di Hotel Kesambi Semarang.

Zainal mengaku sebelumnya tidak tahu jika dirinya telah terpapar virus corona. Ia mengetahui dirinya terinfeksi virus corona setelah menjalani pemeriksaan swab yang digelar RSUP Kariadi Semarang, Selasa (14/4/2020).

“Kebetulan di Semarang, [RSUP] Kariadi itu program tes PCR swab untuk mendeteksi virus bagi semua yang merasa sempat kontak atau terpapar pasien positif. Dari situ, kami semua yang sempat berkontak dengan orang sakit minta dites dan ternyata positif,” ujar Zainal.

Pengalaman itu dibagikan Zainal dalam video di channel Youtube Cendekia TV Jateng milik Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jawa Tengah. Dokter spesialis bedah itu pun menceritakan suka dukanya saat menjadi pasien virus corona.

Baca Juga:Warga Selandia Baru Kembali Bekerja, PM Ardern: Harus Tetap Waspada

Bagaimana awal mula dokter-dokter RSUP Kariadi Semarang itu terpapar virus corona, diisolasi, hingga sembuh, dibahas dalam sebuah diskusi online. Diskusi bertajuk Covid-10: Penuturan dari Terpapar itu yang ditayangkan Senin (27/4/2020) malam.

Para dokter RSUP dr Kariadi Semarang yang kini telah sembuh itu awalnya tertular virus corona dari pasien yang menjalani operasi bedah. Dokter Zainal menduga dirinya terpapar dari seorang pasien yang ditangani sepekan sebelum dilakukan tes tersebut. Sebelum hasil tes yang menyatakan dirinya positif virus corona, Zainal pun sempat curiga dan waswas.

Ia khawatir dirinya menjadi carrier atau orang yang menularkan ke orang lain. Oleh karenanya, ia pun sempat menghubungi seluruh pasien yang ditangani seusai menjalani tes swab.

“Setelah saya dites, hasilnya belum keluar, saya langsung hubungi semua pasien yang pernah saya tangani dalam sepekan terakhir. Saya tanyakan, apakah mereka memiliki gejala atau tidak. Kalau ada gejala segera ke dokter, kalau tidak ya isolasi mandiri selama 14 hari,” imbuhnya.

Pengalaman para dokter RSUP dr Kariadi Semarang itu menunjukkan isolasi hingga sembuh sebagai kunci pencegahan penyebaran virus corona. Zainal mengatakan isolasi mandiri dengan social distancing dan physical distancing merupakan kunci memutus rantai penularan. Terlebih, masyarakat Indonesia yang memiliki keterbatasan dalam melakukan tes PCR.

Baca Juga:PSBB Jakarta, 40 Masjid Masih Gelar Salat Tarawih

“Virus itu bisa diketahui kalau dilakukan tes. Tapi, problem di tempat kita melakukan tes itu terbatas, khususnya PCR. Hasil tesnya juga butuh waktu sekitar sepekan. Sebelum dites, kita kan sempat kontak dengan orang lain. Maka itu, perlunya self isolasi, kalau itu dipatuhi kita enggak perlu dites. Virus akan hilang dalam 14 hari,” ujarnya.

Dokter bedah RSUP dr Kariadi itu mengaku harus menjalani pemeriksaan swab tiga kali hingga sembuh dari virus corona. Tes swab pertama dirinya dinyatakan negatif, namun tes kedua hasilnya meragukan. Untungnya, di tes yang kali ketiga hasilnya negatif sehingga dirinya dinyatakan sembuh.

“Tesnya kan harus dua kali negatif untuk dinyatakan sembuh. Nah, bayangin kalau semua orang dites dua kali tentunya kan butuh tes yang banyak,” tutur pria yang juga berprofesi sebagai dosen Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak