"Kita belajar di PSBB Jabodetabek, mereka melakukan hal yang sama yakni pengetatan, tapi di daerah pinggiran masih ada kerumunan. Jadi intinya bukan PKM atau PSBB, tapi kesadaran dari masing-masing masyarakat untuk bisa mengerti, memahami dan disiplin jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dan lainnya," tegasnya.
Kendati demikian, Ganjar menilai jika PKM yang diterapkan tidak berhasil, Pemkot Semarang bukan tidak mungkin menerapkan kebijakan PSBB. Apalagi jika Kota Semarang benar-benar menjadi episentrum baru Covid-19.
"Kalau sudah PSBB, semua pasti akan terasa sakit. Semuanya susah. Maka ayo jangan sampai kita menaikkan status menjadi PSBB dengan cara disiplin dan taat aturan," pungkasnya.
Baca Juga:Cegah Penyebaran Virus Corona, Kota di Swedia Gunakan Kotoran Ayam