Larry bekerja di tempat cuci mobil itu sejak 2014 lalu. Dia menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi istri dan keempat anaknya yang masing-masing berumur 20 tahun, 12 tahun, sembilan tahun, serta 10 bulan. Anak sulung Larry dan Santi baru lulus SMA tahun ini.
Gaji Larry di tempat kerjanya senilai Rp 1,5 juta setiap bulan. Namun, gaji yang diterima Larry tak utuh dengan kisaran gaji yang dibawa pulang Rp 700.000-Rp 500.000/bulan.
Potongan gaji itu dilakukan untuk melunasi hutang suaminya. Namun, Santi tak tahu berapa banyak hutang yang ditanggung suaminya.
Larry sudah sering mengutarakan niat untuk menjual ginjal
Baca Juga:CEK FAKTA: Benarkah Terjadi Penangkapan Maling Berkepala Anjing di Klaten?
Rencana menjual ginjal kerap kali disampaikan Larry lantaran kondisi ekonomi keluarganya sedang goncang. Santi mengaku berulang kali mendengarkan keinginan menjual ginjal itu dari suaminya untuk menutup kebutuhan keluarga.
"Sering dia bilang seperti itu [menjual ginjal]. Saya selalu melarang, jangan menjual ginjal. Pasti ada solusi lainnya. Waktu ponsel masih menyala, saya mengomong ke teman-temannya agar melarang suami saya menjual ginjal," kata dia.
Mertua Larry, Mulyani, 65, mengatakan selama ini untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Santi kerap membantunya menjalankan usaha produksi makanan ringan. Soal niatan Larry menjual ginjal, Mulyani juga berharap niatan itu diurungkan menantunya.
"Semoga selamat dan sehat. Masih ada solusi yang lain selain melakukan hal itu [menjual ginjal]," urai dia.
Tim gugus Covid-19 Desa Ngering membentuk tim ekspedisi yang khusus mencari Larry
Baca Juga:Viral Youtuber Nenek-nenek Mbah Minto di Klaten, Begini Kisahnya
Kepala Desa Ngering, N. Rahmanto, mengatakan tim gugus Covid-19 Desa Ngering membentuk tim ekspedisi yang khusus mencari Larry, warga Klaten yang berniat jual ginjal. Mereka diberangkatkan Minggu siang. Tim terdiri dari empat orang yakni perangkat desa dan BPD.