SuaraJawaTengah.id - Pemkot Solo melakukan Rapid test pada tenaga kesehatan (nakes) baik di Puskesmas maupun rumah sakit. Hasilnya ada delapan orang yang reaktif.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo Siti Wahyuningsih saat di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/5/2020). Perempuan yang akrab disapa Ning ini menjelaskan nakes diambil sampel darahnya beberapa hari sebelum lebaran.
"Nakes yang diambil sampelnya yang selama ini bertugas di 17 puskesmas, 25 puskesmas pembantu dan dua rumah sakit," ucapnya.
Para nakes ini dites karena mereka menjadi orang yang berpotensi terpapar virus. Sebab selama ini mereka melayani masyarakat yang sakit ringan.
Baca Juga:109 Tenaga Kesehatan di Sumsel Dipecat karena Tak Mau Rawat Pasien Covid-19
Sejak penetapan KLB oleh Pemkot Solo pada bulan Maret lalu, DKK Solo telah menetapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Protokol yang ditetapkan dimulai pengecekan suhu tubuh pada pasien yang periksa di puskesmas.
"Saat ada yang suhu tubuhnya tinggi mereka dipisahkan dengan pasien lain yang periksa. Selain itu kami juga sudah memindahkan antrian di halaman puskesmas, tujuannya agar mereka berjemur," ucapnya.
Ning menjelaskan, tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas sudah menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai standar. Dengan pencegahan yang sudah dilakukan, Ning menyayangkan masih ada nakes yang reaktif rapid test.
"Sebenarnya kasihan mereka. Sebab mereka ketemu dengan masyarakat tiap hari. Makanya kami sudah maksimal melakukan pencegahan, tapi masih ada delapan yang kecolongan," ucapnya.
Pasca rapid test ini, delapan nakes yang reaktif akan menjalani uji polymerase chain reaction (PCR). Hal ini untuk mengetahui apakah nakes tersebut positif Covid-19 atau tidak.
Baca Juga:Miris, Tenaga Kesehatan Meninggal Dunia Usai 4 Kali Ditolak Tes Covid-19
"Semoga saja PCR-nya negatif," ucap Ning.
Kontributor : Rara Puspita