SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai pandemi Covid-19 telah menelanjangi secara utuh semua kemampuan Indonesia dalam mengatasi situasi krisis yang lebih banyak tidak siap dari semua aspek.
"Si Covid(-19) ini menelanjangi kita, kita sedang ditelanjangi habis oleh si Covid ini, ditelanjangi habis!," kata Ganjar dalam Seminar PPRA LX Lemhannas RI di Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Meski tidak siap, Ganjar menilai hal ini justru menjadi momentum bagi Indonesia terus belajar membangun diri untuk menjadi negara besar.
"Kita ditelanjangi akan ketidaksiapan, tapi inilah sebenarnya nasionalisme sedang diuji sedang dibangun, adakah kita berkontribusi, tadi dari segi pendidik saya senang banget, kita harus melakukan revolusi besar, reset tata ulang hari ini, ini momentum, kita mau besar atau ketinggalan terus," tegasnya.
Baca Juga:Pertama Kali! Bayi Baru Lahir di Riau Positif Corona
Politikus PDI Perjuangan itu mencontohkan, dalam mengurus pandemi di Jawa Tengah, ia menghadapi 3 masalah besar yakni masalah kesehatan, sosial, dan ekonomi.
Dalam masalah kesehatan, sama seperti wilayah lain Jawa Tengah juga mengalami kesulitan alat pelindung diri seperti masker, baju hazmat, dna sarung tangan bagi tenaga medis.
Jalan keluarnya, Ganjar menginstruksikan konveksi lokal untuk membuat APD dengan harga terjangkau dan sesuai standar.
"Alhamdulillah ada dokter ngomong saya bisa buat dengan ongkos produksi Rp 35 ribu. Sudah pakai saja, kurang-kurang dikit enggak papa, namanya juga darurat, yang bilang tidak sesuai suruh datang ke saya, di Jawa Tengah tidak ada yang salah, yang salah gubernurnya," ucapnya.
Dalam aspek sosial, Ganjar mengaku dirinya menghadapi masyarakat Jateng yang secara sosialnya tinggi sehingga sangat sulit mengimbau orang untuk tetap di rumah jika tak ada kegiatan mendesak.
Baca Juga:Bio Farma Target Produksi Vaksin Virus Corona Januari 2021
"Kalau netizen bilang kita mah bangsa +62, ngeyel ndablek-nya banyak, dan di Jawa tengah dari hasil google itu pergerakan massanya Masyaallah paling tinggi," tutur Ganjar.
Untuk mengatasi itu, Ganjar membuat jaring pengaman sosial senilai Rp 1,1 triliun yang sekaligus menyelamatkan ekonomi masyarakat dari dampak pandemi corona.
Sebagai informasi, hingga 20 Juli 2020 tercatat angka kasus positif covid-19 di Jawa Tengah telah mencapai 7286 orang, 3490 di antara sembuh, dan 359 meninggal dunia.