Pria 48 tahun itu baru mengetahui bahwa anaknya telah menjadi korban pembunuhan usai membaca sebuah berita bahwa NK telah ditangkap Polres Pekalongan Kota lantaran kasus pembunuhan di bantaran Sungai Klego dan di belakang gedung dealer.
NK mengaku telah membunuh anaknya. Antariksa menduga NK juga telah menjual motor yang dibawa anaknya.
Ketika mengurus jenazah anak yang saat itu belum diketahui identitasnya, Antariksa mengaku ada ikatan batin. Ia bahkan membeli sendiri sebuah batu nisan untuk jasad itu dan menulisnya dengan nama X. Antariksa juga sering ke makamnya yang berada di TPU Sapuro.
"Meski tidak dikenali, saya sering ke makamnya karena perasaan rindu. Ternyata anak saya sendiri," ungkap Antariksa.
Baca Juga:Geger Pasutri Pesta Miras Berujung Pembunuhan di Garut
Begitu mengetahui bahwa makam itu adalah peristirahatan terakhir anaknya, Antariksa dan keluarganya langsung menggelar doa dan tahlilan di rumahnya selama sepekan.
Untuk urusan hukum, Antariksa mengaku menyerahkannya kepada pihak berwajib dan berharap agar proses hukum terhadap pelaku yang sudah melakukan dua kali pembunuhan terus berjalan.
Kasat Reskrim Polres Pekalongan Kota, AKP Ahmad Sugeng mengatakan bahwa pihaknya masih memperdalam kasus tersebut.
"Terkait kasus pada bulan April 2020, anggota masih memperdalam dan melakukan penyelidikan terhadap tersangka. Apakah ada tersangka lain, masih penyelisikan," kata AKP Ahmad.
Baca Juga:Calon Pengantin Tewas Dikeroyok Satu Keluarga di Palembang, Ini Motifnya