Ada yang Reaktif Corona, Gedung Muhammadiyah Jawa Tengah Ditutup

Penutupan ini dilakukan selama sepekan lebih, mulai 7-18 Agustus 2020.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 06 Agustus 2020 | 22:46 WIB
Ada yang Reaktif Corona, Gedung Muhammadiyah Jawa Tengah Ditutup
Gambar mengerikan terkait mutasi virus Corona yang kini mampu menumbuhkan tentakel. (Dok. Dr. Elizabeth Fischer, NIAID/NIH)

SuaraJawaTengah.id - Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah ditutup karena ada pegawainya yang reaktif corona. Gedung Muhammadiyah itu ada di Jalan Singosari Raya No. 33, Kota Semarang.

Penutupan ini dilakukan selama sepekan lebih, mulai 7-18 Agustus 2020.

Penutupan Gedung PWM Jateng itu kemungkinan dikarenakan ada pengurus atau staf di kantor tersebut yang terpapar virus corona atau Covid-19.

Informasi penutupan Kantor PWM Jateng ini disiarkan melalui akun resmi PW Muhammadiyah Jateng di media sosial Facebook, Kamis (6/8/2020).

Baca Juga:Pecah Rekor Lagi, 597 Orang Positif Corona di DKI Hari Ini

Dalam unggahannya, akun tersebut juga mem-posting surat pemberitahuan lockdown yang ditandatangani Ketua PWM Jateng, H. Tafsir.

Kendati demikian, dalam surat pemberitahuan itu tidak disebutkan secara pasti alasan pengurus PWM Jateng me-lockdown kantor mereka.

Mereka hanya menyatakan penutupan dilakukan atas berbagai pertimbangan demi kebaikan seluruh karyawan.

Selain me-lockdown kantor, PWM Jateng juga meliburkan seluruh karyawan yang ada di Gedung PWM Jateng mulai 7 hingga 18 Agustus 2020.

Ketua PWM Jateng, Tafsir hingga saat ini belum memberikan keterangan resmi terkait alasan penutupan Gedung PWM Jateng itu.

Baca Juga:Malaysia Cuma Laporkan 15 Kasus Covid-19, Indonesia Lebih dari 1.800

Saat dihubungi Solopos.com melalui sambungan telepon, Tafsir tidak merespons.

Begitu juga saat dimintai keterangan melalui aplikasi WhatsApp.

Sekretaris PWM Jateng, Wahyudi, mengatakan penutupan Gedung Muhammadiyah Jateng dilakukan sebagai bentuk antisipasi setelah ada satu karyawan yang dinyatakan reaktif Covid-19 melalui rapid test.

“Beberapa hari lalu kan memang kami minta karyawan, terutama yang usianya di atas 50 tahun untuk rapid test. Kebetulan ada satu yang reaktif. Tapi belum positif, karena hasil tes swab-nya belum keluar. Ya [penutupan] sebagai antisipasi saja,” ujar Wahyudi saat dihubungi Solopos.com, Kamis malam.

Wahyudi menyayangkan bocornya informasi penutupan Gedung Muhammadiyah Jateng tersebut.

Padahal, seharusnya informasi itu hanya diperuntukan bagi internal kader Muhammadiyah Jateng.

“Tapi, kok sampai diunggah di Facebook. Itu kan harusnya informasi hanya untuk kalangan internal,” tegasnya.

Wahyudi mengungkapkan memang pernah ada salah satu pengurus PWM Jateng yang dinyatakan terkonfirmasi Covid-19. Namun, pegurus itu saat ini sudah sembuh dari Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini