Tersangka Mutilasi Kalibata Terancam Hukuman Mati, Orang Tua Laeli Pasrah

Meski demikian, ia berharap masih bisa bertemu dengan sang anak. Menurut dia, keluarga hingga kini belum ada yang menemui Laeli sejak ditangkap.

Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 19 September 2020 | 21:14 WIB
Tersangka Mutilasi Kalibata Terancam Hukuman Mati, Orang Tua Laeli Pasrah
Laeli Atik Supriyatin alias LAS (27) dan Djumadil Al Fajar alias DAF (26), pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap Rinaldi Harley Wismanu (32) di Apartemen Kalibata City. [Suara.com/Muhammad Yasir]

SuaraJawaTengah.id - Laeli Atik Supriyatin alias LAS (27) dan Djumadi Al Fajar alias DAF (26), sepasang kekasih yang diduga membunuh dan memutilasi Rinaldi Harley Wismanu, warga Sleman, Yogyakarta terancam hukuman mati.

Dua sejoli itu sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dikenakkan pasal berlapis. Yakni Pasal 340, 338, dan 365 KUHP.

Ayah Laeli, Makmuri (60) pasrah dengan proses hukum yang kini tengah menjerat anaknya tersebut.

“Saya pasrah saja. Udah begini, mau bagaimana. Udah kejadian, udah nggak bisa diapa-apain lagi,” kata Makmuri kepada Suara.com, Sabtu (19/9/2020).

Baca Juga:Rinaldi Korban Mutilasi Adalah Wibu, Sukai Samurai hingga Beristri Jepang

Meski demikian, warga Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal itu berharap masih bisa bertemu dengan sang anak. Menurut dia, keluarga hingga kini belum ada yang menemui Laeli sejak ditangkap.

“Masih ingin ketemu, tapi kan nggak mungkin. Tapi kalau diberi kesempatan, mau. Orang itu anak saya. Barangkali nanti, sekarang mungkin belum bisa. Orang masih hidup, jadi ingin ketemu walaupun sekali. Namanya anak. Diapa-apain juga anak saya,” ujarnya.

Sebagai ayah, Makmuri mengaku masih tetap menyayangi Laeli meskipun anak keempatnya itu sudah melakukan pembunuhan sadis.

Makmuri (60), ayah Laeli Atik Supriyatin alias LAS (27), tersangka pembunuhan dan mutilasi Kalibata. (Suara.com/F. Firdaus)
Makmuri (60), ayah Laeli Atik Supriyatin alias LAS (27), tersangka pembunuhan dan mutilasi Kalibata. (Suara.com/F. Firdaus)

“Namanya anak ya tetep sayang. Orang tua mana sih yang nggak sayang sama anak? Ya nggak ada. Anak suka bilang orang tua nggak sayang anak, itu nggak ada,” ucap pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini.

Makmuri sebelumnya mengaku kaget dan tak menyangka Laeli menjadi pelaku pembunuhan sadis. “Saya tahunya anak-anak saya pada nelpon, tahu dari berita dan informasi di HP, pada nangis semua. Saya juga kaget, bingung. Di rumah nangis terus,” katanya.

Baca Juga:Belajar di Medsos hingga Pemerasan, Ini 6 Fakta Baru Kasus Mutilasi Rinaldi

Dia mengatakan, Laeli terakhir kali pulang ke Tegal dua tahun lalu. Setelah itu, Laeli tidak bisa dihubungi sama sekali.

“Keluarga sudah 1,5 tahun putus kontak sama Laeli. Tahu-tahu dengar kabar Laeli terlibat pembunuhan,” katanya.

Menurut Makmuri, sebelum putus kontak, sikap Laeli sudah berubah. Selain tidak bisa dihubungi, Laeli juga menolak untuk ditemui keluarga.

“Terakhir kontak sama mbakyunya bilang, udah saya tidak usah dicari. Udah itu aja. Tidak bilang kenapa,” katanya.

Kontributor : F Firdaus

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini