Duh! Konsumsi Berita Negatif Bisa Picu Terjadinya Bunuh Diri

Berita negatif di Media Massa dan Media Sosial bisa menjadi pemicu orang ingin melakukan bunuh diri

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 08 Oktober 2020 | 19:05 WIB
Duh! Konsumsi Berita Negatif Bisa Picu Terjadinya Bunuh Diri
Ilustrasi bunuh diri. (Shutterstock)

Mengenai hal itu, Benny menuturkan, informasi detail terkait bunuh diri ini justru bisa mempengaruhi kelompok masyarakat yang berada dalam keadaan rentan misalnya orang yang memiliki gejala depresi.

Mereka dapat saja merasa "sejalan" dengan apa yang diinformasikan, kemudian ada dorongan untuk menghilangkan nyawa sendiri yang semakin intens.

"Pemberitaan tidak sehat ini mempengaruhi kelompok yang rentan. Misalnya remaja. Kalau melihat angka depresi di Indonesia ada 1 dari 3 remaja kita yang berusia 15-19 tahun memiliki setidaknya satu gejala depresi. Jadi harus hati-hati sekali terkait pemberitaan kita ternyata mempengaruhi generasi muda kita," tutur dia.

Media Sosial

Baca Juga:Mahasiswa Kerjakan Tugas saat Demo, Netizen: Amanah Rakyat dan Orangtua

Media sosial juga bisa berpengaruh pada tindakan bunuh diri.

Sebuah studi pada tahun 2012 dalam American Journal Public Health mengungkapkan, cyberbullying dan  pelecehan di dunia maya menjadi alasan meningkatnya risiko tindak bunuh diri ini.

Peneliti menemukan, korban cyberbullying dilaporkan dua kali lebih mungkin mencoba bunuh diri ketimbang mereka yang bukan korban. Sementara untuk para pelaku kemungkinanya sebesar 1,5 kali lebih tinggi dibanding korban atau bukan pelaku.

Studi lainnya yang diterbitkan dalam Journal of Abnormal Psychology mengemukakan, meningkatnya angka depresi remaja di Amerika Serikat hingga lebih dari 60 persen pada 2009-2017 salah satunya dipicu media sosial.

Depresi sendiri, pada tahap berat salah satunya ditandai ada upaya bunuh diri, kata psikiater Asosiasi Psikiatri Indonesia wilayah DKI Jakarta, Dr. Eva Suryani.

Baca Juga:Ramai Warganet Ingin Pindah Negara, Foto Motor Khas WNI di Salju Viral

Dari sisi pemberitaan, Burke menyarankan adanya elemen informasi pencegahan yakni pilihan penanganan, layanan hotline bunuh diri, penjelasan bagaimana orang bisa membantu, atau kisah seseorang yang berhasil mengatasi pikiran bunuh diri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini