Sumpah Pemuda, Kisah Erick Bungawan Sulap Desa Krandegan Jadi Desa Digital

Tak sekedar Jogo Tonggo, aplikasi yang dibuat Erick Bungawan merubah desa Krandegan Purworejo menjadi Desa Digital

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 28 Oktober 2020 | 07:50 WIB
Sumpah Pemuda, Kisah Erick Bungawan Sulap Desa Krandegan Jadi Desa Digital
Arick Bungawan IT dan Web Design Desa Krandegan Purworejo. (Istimewa)

SuaraJawaTengah.id - "Kalau pemuda pintar semua ke kota, desa tidak akan bisa maju," itulah pesan seorang pemuda bernama Erick Bungawan yang menjadi ahli IT di Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo

Semangat membangun desa menjadi bentuk dari upayanya mewujudkan Sumpah Pemuda

Jika saat itu kebangkitan para pemuda adalah melawan penjajah untuk merebut Kemerdekaan Indonesia. Namun, di jaman sekarang pemuda Indonesia melalui saluran-saluran terbarukan, mulai mencoba berbagai macam cara untuk memajukan Indonesia. 

Seperti yang dilakukan Erick Gunawan lulusan STIMIK Antar Bangsa Tangerang. Ia memutuskan pulang ke kampung istrinya dan membangun desa di purworejo menjadi desa digital

Baca Juga:Menaker Keluarkan Surat Edaran Pengupahan, Ganjar: Akan Kami Kaji

Karya Erick menjadi perhatian banyak pihak. Sebab, baru pertama kali sebuah desa di Jawa Tengah memiliki pelayanan serba digital. 

Maka dari itu dihari sumpah pemuda saat ini, erick berpesan kepada pemuda Indonesia untuk pulang dan bangun desa masing-masing. 

"Untuk pemuda yang punya potensi, yang saat ini ikut orang, bisa balik ke desa, membangun desa sendiri," katanya kepada SuaraJawa Tengah.id, Selasa (27/10/2020).  

Erik mengatakan, desa membutuhkan para pemuda-pemudi yang cerdas dan memiliki kemampuan untuk memajukan desa.   

"Desa itu perlu pengembangan bidang teknologi, warga desa masih dikatakan gaptek. Pemuda yang pinter dibidang apapun bisa membangun apapun. Seperti pemuda lulusan pertanian, malah merantau ke kota, sehingga tidak kerja sesuai bidangnya," ujarnya. 

Baca Juga:Pemudik saat Libur Panjang akan Dirapid Test di 17 Rest Area

Pria kelahiran 4 April 1988 itu menceritakan susah payahnya menjadi perantau. Pada akhirnya ia memutuskan untuk pulang ke kampung istrinya di Desa krandegan, RT. 01, RW. 06, Kecematan Bayan, Kabupaten Purworejo. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini