Gerobak Gorengan Sabet Film Dokumenter Pelajar Terbaik FFP 2020

Film Gerobag Gorengan mengangkat tema penting dalam kehidupan sosial masyarakat, yaitu potret kehidupan masyarakat miskin dalam kondisi pandemi saat ini.

Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 01 November 2020 | 15:12 WIB
Gerobak Gorengan Sabet Film Dokumenter Pelajar Terbaik FFP 2020
Malam Penganugerahan Festival Film Purbalingga 2020 di Bioskop Misbar Purbalingga yang terletak di komplek Usman Janatin Purbalingga City Park Purbalingga pada Sabtu (31/10/2020)

SuaraJawaTengah.id - Erika Hartini, siswi SMK Darunnajah Banjarmangu Banjarnegara tak menyangka film dokumenter berjudul "Gerobag Gorengan" yang diangkat dari kisah hidupnya mampu menjuarai kompetisi film pelajar Festival Film Purbalingga (FFP) 2020 untuk kategori Film Dokumenter Pelajar Terbaik.

“Saya sebagai pelajar sekaligus anak yang membantu ekonomi keluarga di tengah pandemi,” kata Erika dalam rilis yang diterima Suarajateng.id, Minggu (1/11/2020).

Abdul Aziz Rasjid, salah satu dewan juri dokumenter mengatakan, film “Gerobag Gorengan” mengangkat tema penting dalam kehidupan sosial masyarakat, yaitu potret kehidupan masyarakat miskin dalam kondisi pandemi saat ini.

“Kekuatan film ini terletak pada cerita, simbol, serta kesederhanaan dalam menyampaikan pesan,” jelas jurnalis ini.

Baca Juga:Satu Staf Positif Covid-19, KPU Purbalingga: Tahapan Pilkada Harus Berjalan

Malam penganugerahan FFP yang memasuki tahun ke-14 ini digelar di Bioskop Misbar Purbalingga yang terletak di komplek Usman Janatin Purbalingga City Park Purbalingga pada Sabtu (31/10/2020). FFP sendiri digelar selama sepekan.

Sementara itu di kategori fiksi, Film “Daring” sutradara Barkah Hidayat Abdullah dari SMA Negeri Kejobong Purbalingga berhasil menyabet Film Fiksi Pelajar Terbaik FPP 2020.

“Senang sekali film kami jadi yang terbaik, karena ekskul film sebenarnya juga belum lama di sekolah kami. Namun mendapat dukungan kuat dari pihak sekolah, baik kepala sekolah maupun pihak guru,” ujar Barkah Hidayat Abdullah sutradara “Daring”.

Menurut salah satu dewan juri fiksi Bambang Kuntara Murti, film “Daring” mengambil sudut pandang yang personal, namun secara cermat bisa memberikan kritik sosial terhadap publik.

“Film ini cukup kuat dalam menggunakan satu lokasi untuk menyampaikan pesan yang besar,” ungkap pegiat komunitas film asal Yogyakarta.

Baca Juga:Benarkah Pabrik Mobil Listrik Tesla Bakal Dibuat di Batang? Ini Kata Ganjar

Pada penyelenggaraan FFP tahun ini ini menghasilkan Penghargaan Khusus Dewan Juri. Penghargaan itu diraih film fiksi pelajar berjudul “Blusukan” sutradara Alfian Sabri Ramadani dari SMA Negeri Bobotsari Purbalingga.

FFP yang merupakan program tahunan CLC Purbalingga, tahun ini memberikan penghargaan Lintang Kemukus bagi seniman atau maestro seni tradisi kepada grup kesenian Krumpyung pimpinan Mbah Sulemi asal Desa Langgar, Kecamatan Kejobong, Purbalingga.

Sementara penghargaan Lintang Kemukus modern diberikan kepada Heru Triarso, seorang musisi dari Kelurahan Purbalingga Lor, Kecamatan Purbalingga, Purbalingga.

Pjs Bupati Purbalingga Sarwa Pramana, SH, M.Si dalam pidatonya yang dibacakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga Ir. Setiyadi, M.Si mengapresiasi para pegiat perfilman di Purbalingga yang ditengah Pandemi Covid-19 berhasil menyelenggarakan festival film.

“Ini satu-satunya kabupaten di Jawa Tengah yang konsisten menggelar festival film selama 14 tahun yang penyelenggaranya sebuah komunitas masyarakat,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini