SuaraJawaTengah.id - Polsek Mertoyu dan dan BPBD Kabupaten Magelang memberikan layanan terapi trauma atau trauma healing untuk anak-anak pengungsi Merapi di Balai Desa Deyangan.
Anak-anak diajak bermain bersama untuk menghindari kebosanan selama di pengungsian.
Trauma healing dipimpin personel Bhabinkamtibmas Polsek Mertoyu Aipda Donny Sugiarto dibantu 4 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM).
"Anak-anak mengeluh tidak bisa main karena belum mengenal lingkungan sini. Kami berinisiatif menghibur mereka agar tidak bosan," kata Aipda Donny di Balai Desa Deyangan, Sabtu (7/11/2020).
Baca Juga:Berulang Kali Diperkosa Ayah, ABG Nekat Tenggak Deterjen
Menurut Donny, kegiatan trauma healing akan dilakukan rutin selama anak-anak berada di pengungsian.
"Rencananya akan kami lakukan 2 hari sekali. Nanti dimodifikasi dengan outbond atau aktivitas luar ruangan di sekitar tempat pengungsian," ujar Donny.
Sebanyak 126 warga Desa Krinjing, Kecamatan Dukun diungsikan ke Balai Desa Deyangan, sejak Jumat (6/11/2020). Mereka yang yang diungsikan adalah warga rentan seperti anak-anak, balita, ibu hamil, dan lansia.
Hal ini terkait ditingkatkannya status Merapi dari waspada (level II) menjadi siaga (level III) pada Kamis (5/11/2020).
Selain Krinjing terdapat 2 desa lain di Kecamatan Dukun yang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) III. Desa tersebut adalah Desa Paten dan Ngargomulyo.
Baca Juga:Netizen Murka Lihat Pria Ini Tendang Balita di Warung Sekuat Tenaga
Mereka dievakuasi ke Desa Bersaudara masing-masing di Desa Donorojo, Kec Mertoyudan dan Desa Tamanagung, Kec Muntilan.
Berdasarkan laporan BPPTKG, situasi Merapi saat ini masih tinggi. Terjadi 242 gempa fase banyak per hari. Sedangkan laju deformasi sekitar 12 centimeter per hari.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi