SuaraJawaTengah.id - Kondisi banjir di Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap pada kali ini semakin parah. Berdasarkan pantauan, banjir di salah satu titik di Desa Mujur Lor, yang pada akhir Bulan Oktober lalu tidak tergenang banjir, saat ini kondisinya tergenang banjir dengan ketinggian berkisar 20 cm.
Camat Kroya, Luhur Satrio Muchsin mengatakan banjir kali ini menjadi yang terparah sejak tahun 2015 lalu.
"Nggih, untuk banjir kali ini memang lebih besar dari sebelumnya. Tapi hari ini Alhamdulillah sudah mulai surut di beberapa lokasi. Mudah-mudahan hari ini gak hujan sehingga bisa cepat surut banjirnya," katanya kepada Suara.com, Kamis (19/11/2020).
Saat ini kondisi warga sudah ada yang pulang karena banjir mulai surut. Namun tidak sedikit pula yang masih bertahan di pengungsian, antara lain MI Muhammadiyah Gentasari dan Masjid Al Ikhlas Mujur Lor.
Baca Juga:Banjir Bandang Terjang Kawasan Wisata Landak River: Tidak Ada Korban Jiwa
"Sebagian ada yang pulang karena air mulai surut, sebagian masih di pengungsian karena memang air masih tinggi di beberapa lokasi. Seperti di Dusun Karag, Dusun Pecangakan, Mujur Lor, di Desa Kedawung, lalu di Mujur juga," terangnya.
Saat ini fokus utama pihak kecamatan adalah menyelamatkan warga yg terdampak agar tetap selamat dan sehat. Kemudian saat ini pemerintah telah membuka dapur umum dan pos kesehatan untuk para pengungsi sampai banjir benar-benar surut.
Pihak kecamatan juga telah mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk mengadakan normalisasi Sungai Tipar dan anak-anak sungainya. Supaya banjir tidak terulang lagi di Kroya.
Menurut Satrio, terakhir kali dilakukan normalisasi sungai pada tahun 2015 lalu.
"Salah satu faktor penyebab banjir karena pendangkalan sungai. Makanya kita usulkan. Sebelumnya pada saat habis normalisasi Sungai Tipar, tidak ada banjir yang sampai kaya gini," ujarnya.
Baca Juga:Banjir Bandang Terjang Kawasan Wisata Landak River Langkat
14 Kecamatan Banjir
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap per hari Kamis (19/11/2020), terdapat 13 desa tambahan yang tergenang banjir.
"Saat ini banjir meluas di 14 kecamatan. Lalu ada 45 desa yang terendam. Yang bertambah banjir salah satunya di Desa Karangreja, Kecamatan Cimanggu, dan Desa Cisumur, Kecamatan Gandrungmangu," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara.
Penyebab bertambahnya lokasi terdampak banjir karena adanya banjir kiriman serta intensitas hujan juga masih tinggi di Kabupaten Cilacap bagian barat ini.
"Saat ini jumlah pengungsi juga bertambah. Total ada 1323 Kepala Keluarga atau 3811 Jiwa. Mudah-mudahan banjir segera surut dan tidak hujan lagi," pungkasnya.
Kontributor : Anang Firmansyah