SuaraJawaTengah.id - Meski angka positif Covid-19 meningkat tajam, angka kesembuhan pasien terkonfirmasi Corona di Provinsi Jawa Tengah juga mengalami kenaikan.
Juru Bicara Satgas Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menjelaskan angka kesembuhan di lima provinsi itu tak terlepas dari kerja keras.
"Saya sampaikan apresiasi kepada lima provinsi dengan kesembuhan tertinggi atas kerja kerasnya, khususnya dalam upaya perawatan sehingga kesembuhan pasien meningkat," ujar Wiku di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (1/12/2020).
Satgas merinci lima provinsi itu adalah sebagai berikut:
Baca Juga:Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi dan 4 Berita Kesehatan Lainnya
1. Jawa Barat
Jawa Barat angka kesembuhan bertambah 957 orang, di mana jika minggu sebelumnya yang sembuh hanya 2.093 orang, pada minggu ini bertambah menjadi 3.050 orang yang sudah sembuh.
2. Jawa Tengah
Jawa Tengah meski kasus baru di minggu ini meningkat dratis, namun kesembuhan di Jateng tidak bisa diremehkan. Dalam seminggu terjadi peningkatan kesembuhan sebanyak 957 orang.
Dari minggu sebelumnya hanya sembuh 2.093 orang, minggu ini bertambah 3.050 orang yang sembuh.
3. Kepulauan Riau
Kepulauan Riau meski baru saja masuk sebagai salah satu provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi, nyatanya kesembuhan juga meningkat pesat.
Dari minggu sebelumnya hanya 107 orang yang sembuh, pada minggu ini sebanyak 639 orang di Riau sudah sembuh dari Covid-19. Artinya kesembuhan dalam seminggu bertambah sebanyak 532 orang.
Baca Juga:Angka Kesembuhan Naik, 5 Provinsi Ini Dapat Pujian dari Satgas Covid-19
4. Jawa Timur
Jawa Timur mengalami peningkatan kesembuhan sebanyak 490 orang, di minggu sebelumnya hanya terjadi 1.683 kesembuhan, pada minggu ini kesembuhan terjadi sebanyak 2.173 orang pasien Covid-19.
5. Banten
Banten mengalami peningkatan kesembuhan sebanyak 449 orang, di minggu sebelumnya hanya terjadi 8 kesembuhan, pada minggu ini kesembuhan terjadi sebanyak 457 orang pasien Covid-19.
Sementara itu Prof Wiku juga mengungkap terjadinya kenaikan angka kesembuhan secara nasional se-Indonesia.
Pada minggu ini kesembuhan naik 6,1 persen, dari yang tadinya kesembuhan minggu lalu hanya 24.627 orang yang sembuh. Pada minggu ini bertambah menjadi 26.136 orang yang sudah sembuh.
Sementara itu per Selasa 1 Desember 2020 pukul 12.00 WIB sudah ada 454.879 orang Indonesia yang sudah dinyatakan sembuh, atau 83,6 persen dari total kasus Covid-19 di Indonesia sudah dinyatakan sembuh.
Sedangkan kasus konfirmasi positif baru Indonesia bertambah sebanyak 5.092 kasus per hari.
Tercatat dari total 543.975 kasus di Indonesia, 13,2 persen di antaranya adalah kasus aktif, di mana sebanyak 72.015 masih menjalani perawatan di rumah sakit atau menjalani isolasi mandiri.
"Sedangkan jumlah kasus meninggal kumulatif yaitu 17.081 atau 3,1 persen dari total kasus di Indonesai meninggal dunia," sebutnya.
Dobel data Covid di Jateng
Sebelumnya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan telah berkomunikasi dengan pemerintah pusat terkait perbedaan data Covid-19. Menurutnya, perbedaan data yang besar antara pusat dan daerah tidak boleh terjadi lagi.
Ganjar menegaskan bahwa data yang dirilis Satgas Covid-19 Pusat pada 29 November yang mengatakan Jateng mengalami penambahan kasus 2.036 adalah keliru.
"Itu kemarin datanya salah, data kita hanya 844 kasus, kenapa disampaikan 2036. Saya telpon pak Menkes dan sudah langsung direspon untuk segera diperbaiki. Saya sampaikan juga ke pak Menko Marinvest dan sudah komunikasi langsung dengan Pusdatin Kemenkes serta pak Wiku dari Satgas Covid-19 pusat. Semuanya sepakat, ya memang ada persoalan dalam pengelolaan itu (data). Ini kesempatan kita memperbaiki," kata Ganjar.
Pihaknya lanjut Ganjar sudah memeriksa kekeliruan data yang disampaikan Satgas Covid-19 pusat dalam rilis pada 29 November itu. Dari pengecekan, ditemukan ada data ganda, ada data delay baru dimasukkan dan lainnya.
"Maka saya sarankan, datanya satu saja, ya pakai New All Record itu. Wis titik nggak pake koma. Tapi ya masih ada data yang sifatnya manual. Yang manual ini kan tidak bisa," tegasnya.
Pemerintah pusat lanjut Ganjar juga diminta menyampaikan rilis sesuai data real time atau data delay. Setiap rilis, harus disampakan penambahan berapa, data real sekian dan ditambah hasil verifikasi data delay sekian.
"Maka angka itu tidak dibaca pertumbuhan detik itu, tapi hari itu plus akumulasi data delay tadi. Menurut saya, cara ini yang lebih baik," terangnya.
Ganjar tidak memungkiri, bahwa memang terjadi kenaikan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Jawa Tengah selama beberapa pekan terakhir. Namun kenaikannya tidak setinggi yang disampaikan pusat.
"Bahwa ada lonjakan betul, indikasinya ya karena liburan dan banyak yang pergi ke luar kota. Tapi tidak sebanyak itu. Kan sekarang orang bicaranya pada angka 2.036 itu, enggak. Itu datanya keliru kok," jelasnya.
Terkait adanya lonjakan di Jateng, Ganjar sudah menyiapkan sejumlah skenario. Diantaranya penambahan rumah tempat tidur isolasi maupun ICU di rumah sakit, penambahan rumah sakit rujukan hingga skenario terakhir adalah membuat rumah sakit darurat.
"Ada beberapa skenario yang kami siapkan untuk penanganan itu. Mungkin yang dalam waktu dekat adalah penambahan tempat tidur isolasi dan ICU di rumah sakit, optimalisasi tempat isolasi yang ada serta penambahan rumah sakit rujukan. Kalau yang pembangunan rumah sakit darurat, itu skenario terakhir dan saya rasa kalau melihat ini semuanya masih cukup," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo menerangkan, sampai saat ini Jateng masih memiliki 1401 tempat isolasi di rumah sakit. Sementara, untuk ICU masih tersedia 185 tempat tidur.
"Kami terus melakukan penambahan dan meminta rumah sakit rujukan untuk segera menambah tempat isolasi dan ICU. Selain itu, kami juga sedang menimbang skenario penambahan rumah sakit rujukan serta optimalisasi tempat isolasi lain seperti asrama haji Donohudan, beberapa hotel dan fasilitas lainnya," ucapnya.