SuaraJawaTengah.id - Debat publik II Pilkada Solo akan digelar pada kaMIS (3/12/2020) malam. Debat yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu akan berlangsung di Gedung Terang Abadi (TA) TV Solo.
Dua pasangan cawali-cawawali Solo, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dan Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) bakal kembali terlibat adu argumentasi. Begitu juga visi misi dan program unggulan bila kelak menjadi orang nomor satu dan dua Kota Bengawan.
Ribuan pasang mata warga Solo akan kembali terpaku pada acara itu. Pasangan cawali-cawawali Solo nomor urut 01 maupun nomor urut 02 pun telah bersiap menyambut debat putaran kedua ini.
Dilansir dari Solopos.com, Gibran mengaku melakukan beberapa kali simulasi untuk debat publik II Pilkada Solo. Simulasi itu melibatkan sejumlah tokoh seperti akademisi, budayawan dan tokoh senior.
Baca Juga:Golkar Solo Pede Bisa Sumbangkan 27 Ribu Suara untuk Gibran-Teguh
"Tetap ada simulasi, harus dong. Arahnya pendalaman materi saja. Tentunya sama tokoh-tokoh simulasinya, ada akademisi, ada senior-senior. Masukan-masukan dari beliau sangat membantu, baik dari data-data dan banyak masukan bagus lainnya," ujarnya di Rumah Budaya Kratonan, Minggu (29/11/2020).
Ihwal durasi simulasi, menurut Gibran, sekitar tiga jam. Kendati harus melakukan persiapan simulasi, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tetap melakukan aksi blusukan.
Sedangkan cawali Solo Bagyo Wahyono menyinggung ihwal durasi debat publik Pilkada Solo yang hanya tiga menit untuk berbicara.
Menurutnya, durasi itu tidak bisa menjadi acuan masyarakat untuk menilai figur cawali-cawawali.
"Kalau kami sebetulnya tidak perlu belajar kok. Kalau belajar malah dipertanyakan. Dalam tiga menit untuk mengolah. Buat apa sih sebetulnya debat itu? Kalau orang menilai orang lain ya jangan hanya tiga menit," katanya dalam wawancara dengan wartawan di Rumah Pemenangan Bajo, Penumping, Laweyan, akhir November 2020 lalu.
Baca Juga:PAN Rapatkan Barisan, Zulkifli Hasan: Kerja Keras Menangkan Gibran
Bagyo menilai komunikasi yang paling efektif untuk mengetahui figur, visi, misi dan program calon kepala daerah yaitu dengan berbincang setidaknya satu jam.
"Kami keluar saja di TV satu jam. Ngobrol bareng, masyarakat biar tanya langsung, baru tahu. Kalau hanya tiga menit saja bisa menilai ini orang bodoh, ini orang pintar, ya maaf. Kita sudah 75 tahun ini merdeka. Sampai sekarang apa yang terjadi. Itu saja jawabannya," ujarnya.
Ihwal persiapan khusus Bajo menghadapi debat publik II Pilkada Solo, Bagyo menyatakan tidak perlu ada persiapan khusus. Ia mengklaim Bajo berasal dari masyarakat kecil yang dalam sehari-hari melihat dan merasakan jerit kesusahan warga.
"Solo itu kan kami tiap hari sudah tahu persis, kebutuhan Solo. Kami itu door to door itu melihat jeritan-jeritan itu. Ya akan kami tampung sebagai aspirasi. Lah buat apa kami persiapan. Persiapan ya yang dari atas ke bawah. Lah kami dari bawah," urainya.