Rudy Minta Asrama Haji Donohudan Disulap Jadi Ruang Isolasi, Ganjar: Oke

Kapasitas Asrama Haji Donohudan yang mencapai 10.000 orang bisa digunakan apabila terjadi lonjakan kasus Covid-19

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 03 Desember 2020 | 06:47 WIB
Rudy Minta Asrama Haji Donohudan Disulap Jadi Ruang Isolasi, Ganjar: Oke
Asrama Haji Donohudan, Solo, Jawa Tengah, diusulkan menjadi tempat isolasi pasien Covid-19. [Suara.com/Wijayanti Putri]

SuaraJawaTengah.id - Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menyebut pembangunan RS Darurat Covid-19 menjadi kebutuhan darurat saat ini. Sebab, kapasitas ratusan ruang isolasi RS di Kota Bengawan sudah penuh.

Rudy pun mengusulkan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, untuk menjadikan Asrama Haji Donohudan sebagai RS Darurat Covid-19.

Menurut Rudy, saat ini sangat penting menyediakan RS darurat Covid-19 di Jawa Tengah. Arama Haji sangat penting untuk membantu penanganan demi memutus rantai persebaran Covid-19.

“Makanya harus ada tindakan membikin RS darurat. Sebanyak 800-an warga isolasi mandiri di rumah, mereka belum tentu disiplin. Kalau enggak disiapkan RS darurat, enggak akan memutus rantai persebaran viruspenyebab Covid-19,” Kata Rudy dilansir dari Solopos.com, Rabu (2/12/2020).

Baca Juga:Jateng Sumbang Angka Kembuhan Covid-19 Tertinggi

Rudy mengaku sudah tiga kali mengusulkan agar Asrama Haji Donohudan dijadikan RS darurat Covid-19. Namun, sampai saat ini belum ada jawaban terkait usulan tersebut.

“Saya mengusulkan Asrama Haji Donohudan jadi RS darurat untuk isolasi pasien asimtomatik. Tapi, sudah tiga kali mengirim surat belum ada jawaban,” kata dia.

Rudy mengatakan Asrama Haji Donohudan saat ini tidak digunakan. Sehingga, sangat cocok dijadikan RS darurat mengingat fasilitas yang tersedia.

Menurutnya isolasi mandiri di rumah yang dilakukan pasien Covid-19 kategori asimptomatik sangat berpotensi menularkan kembali kepada keluarga serumah. Belum lagi kepada tetangga.

Itulah sebabnya Rudy meminta Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mempertimbangkan usulan itu. Ihwal anggaran logistik dan pelengkapnya, Rudy menyebut bisa disokong enam kabupaten/kota di Soloraya.

Baca Juga:Dinkes Jateng Sebut Ada Kesalahan Soal Rilis Satgas Covid-19 Pusat

Ia mengatakan kapasitas Asrama Haji Donohudan yang mencapai 10.000 orang bisa digunakan apabila terjadi lonjakan kasus.

“Kalau diizinkan, ya, diubah seperti Wisma Atlet untuk merawat penderita asimtomatik. Kalau pun nantinya penuh lagi, kami bisa mengubah Solo Techno Park (STP) jadi RS darurat juga sebagai cadangan. Untuk tenaga kesehatan atau sukarelawan bisa merekrut. Soal gaji tentu enggak jadi masalah karena ada dana darurat. Anggaran sangat cukup. Kami saja menganggarkan untuk rapid test anak sekolah. Cuma memang nakesnya yang perlu ditambah,” ungkap Rudy.

Rudy menambahkan dari catatan Satgas Penanganan Covid-19 hingga Rabu (2/12/2020) jumlah warga Solo yang menjalani rawat inap karena terpapar Covid-19 mencapai 192 orang. Sedangkan yang menjalani isolasi mendiri berjumlah 803 orang. Dari kapasitas total RS rujukan yang hanya 320, sebanyak 192 di antaranya sudah dipakai warga Solo.

Saat ini kapasitas ruang isolasi sejumlah RS di Solo sudah penuh karena juga menerima pasien rujukan dari luar kota.

“RS Solo sudah penuh karena menerima rujukan dari luar kota, minimal 6 kabupaten/kota di Soloraya itu mengirim ke sini,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapi permintaan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo untuk menjadikan asrama haji Donohudan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19. Ganjar menegaskan pihaknya mengizinkan karena Donohudan memang dipersiapkan untuk itu.

"Oke, kalau saya oke saja. Donohudan itu memang kita siapin kok, oke saja kalau mau dipakai. Hotel ada, Donohudan juga ada. Umpama Solo mau pakai, masuk nanti sore. Nggak usah lama-lama," kata Ganjar, Rabu (2/12).

Ganjar memang sedang mendorong seluruh Kabupaten/Kota untuk memiliki tempat isolasi terpusat. Bahkan ditargetkan, sebelum tanggal 9 Desember mendatang, semua tempat isolasi terpusat di masing-masing Kabupaten/Kota sudah tersedia.

Dengan adanya tempat isolasi terpadu, maka masyarakat yang terpapar Covid-19 dapat lebih nyaman melewati masa karantina. Di tempat itu, mereka dapat beristirahat dengan tenang, terkontrol, dokter selalu mengecek dan makan terjamin.

"Kan memang lebih baik terpusat, daripada isolasi di rumah. Soalnya isolasi di rumah kalau tidak memenuhi syarat, justru menjadi klaster rumah tangga. Dan sekarang, klaster rumah tangga itu menjadi klaster tertinggi di Jateng," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini