SuaraJawaTengah.id - Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah eks karesidenan Banyumas dalam kurun waktu semalam membuat beberapa titik lokasi terendam banjir di Kabupaten Banyumas.
Berdasarkan pantauan di lapangan, banjir juga membuat Sungai Serayu meluap hingga menggenangi Jalan Provinsi penghubung Banyumas-Bandung. Tepatnya di Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas.
Banjir setinggi 70 cm membuat arus lalu lintas terputus. Hanya bisa dilewati kendaraan besar seperti truk. Sedangkan kendaraan roda dua yang memaksa melintas terpaksa mogok di jalan dan dievakuasi dengan menggunakan gerobak milik warga setempat.
Kepala BSPP Wilayah 5 Dishub Provinsi Jawa Tengah, Bambang Supriarto menjelaskan saat ini ruas jalan tersebut terpaksa ditutup karena membahayakan.
Baca Juga:Kota Cilegon Dikepung Banjir, Pemukiman Terendam 1 Meter
"Ruas Jalan Provinsi Patikraja - Kaliori saat ini sedang tergenang banjir dari luapan Sungai Serayu yang diakibatkan oleh curah hujan yang sangat tinggi sepanjang malam," katanya saat ditemui di lokasi, Kamis (3/12/2020).
Air mulai meluap diperkirakan sekitar pukul 02.00 WIB dini hari dan sampai dengan saat ini belum bisa dilalui khususnya roda dua. Banjir tersebut sepanjang 400 meter.
"Kita akan mulai penutupan dan pengalihan arus lalu lintas karena banjir saat ini debitnya selalu naik yang diakibatkan curah hujan tinggi di hulu sungai wilayah Kabupaten Banjarnegara," jelasnya.
Upaya penutupan ini dinilai penting agar tidak menimbulkan kemacetan di ruas jalan provinsi. Oleh sebab itu pihaknya melakukan rekayasa pengalihan arus lalu lintas.
"Kendaraan kita alihkan melewati kota Purwokerto yang dari arah Patikraja. Kemudian yang dari arah timur kita alihkan melalui Sokaraja," terangnya.
Baca Juga:Heboh! Seperti Salju,Saluran Irigasi di Banyumas Ini Dipenuhi Busa
Warga Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Dwi Haryanto (35) menjelaskan ini merupakan banjir terparah sejak tahun 2000.
"Ini paling parah sih mas, dulu waktu tahun 2000 memang lebih parah sampai selutut saya. Masih ingat banget saya waktu itu masih STM. Tapi ini parah lagi karena air sampai naik ke jalan," jelasnya.
Kontributor : Anang Firmansyah