Jateng Selatan Sering Banjir, Pakar: Pentingnya Peta Rawan Banjir

Peta kerawanan bencana banjir bisa menjadi upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 04 Desember 2020 | 12:39 WIB
Jateng Selatan Sering Banjir, Pakar: Pentingnya Peta Rawan Banjir
Dua orang warga menerobos banjir luapan Kali Klawing yang merendam jalur penghubung Kabupaten Banyumas-Purbalingga di Jembatan Linggamas, Desa Petir, Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (3/12/2020). [ANTARAFOTO/Idhad Zakaria]

SuaraJawaTengah.id - Beberapa hari ini intensitas hujan di wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan tengah mulai meningkat. Beberapa daerah seperti Purbalingga, Banjarnegra, hingga Cilacap juga sudah terendam banjir

Pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air dari Universitas  Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Yanto, Ph.D mengingatkan pentingnya pembuatan peta rawan banjir sebagai salah satu upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana.

"Pemerintah daerah perlu membuat peta rawan banjir hingga skala kecamatan atau desa, dengan mendasarkan pada simulasi kejadian hujan ekstrem di suatu wilayah," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (4/12/2020)

Dikatakan, pemerintah daerah juga perlu membuat dan mengembangkan sistem informasi bencana banjir di masing-masing wilayah sebagai media untuk mengumumkan kemungkinan terjadinya banjir di daerah-daerah rawan bencana kepada masyarakat.

Baca Juga:Suasana Mencekam, Permukiman Warga di Tanjung Selamat Terendam Banjir

"Kerja sama dengan para peneliti dari universitas-universitas di wilayah sekitar juga perlu ditingkatkan guna memberikan masukan terkait upaya pencegahan banjir," katanya.

Selain itu, kata dia, masyarakat juga perlu terus diberikan edukasi bahwa daerah-daerah sekitar bantaran sungai dengan topografi yang datar adalah daerah yang rawan potensi banjir.

"Untuk itu, edukasi kepada masyarakat di sekitar bantaran sungai juga perlu digencarkan dan hal ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi melalui program KKN tematik," katanya.

Selain upaya-upaya tersebut di atas, kata dia, pembuatan tanggul juga perlu dilakukan di tempat-tempat dengan elevasi rendah khususnya di sekitar bantaran sungai.

"Hal ini untuk mencegah meluapnya air sungai ke area bantaran sungai. Tanggul sungai dimaksud tidak harus dibuat dari beton, tetapi dapat juga dibuat dari timbunan tanah," katanya.

Baca Juga:Diguyur Hujan Semalaman, Empat Kabupaten di Banten Kebanjiran

Selain itu, kata dia, penanaman pepohonan seperti pohon bambu juga dapat dilakukan sebagai salah satu upaya mitigasi bencana banjir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini