Pantang Menyerah, Pengusaha Lobster Ini Tetap Untung Rp45 Juta Per Bulan

Meski penjualan lobsternya berkurang sejak adanya pandemi, dalam satu bulan Mas Kobul masih bisa untung Rp45 juta dari budidaya lobster tawar

Budi Arista Romadhoni
Senin, 11 Januari 2021 | 16:42 WIB
Pantang Menyerah, Pengusaha Lobster Ini Tetap Untung Rp45 Juta Per Bulan
Mas Kobul pengusaha Lobster di Semarang. (Istimewa)

SuaraJawaTengah.id - Pandemi Covid-19 tak membuat Kobuele El Fadro (36) atau yang akrab dipanggil Mas Kobul putus asa. Dari seorang pengepul makanan, Mas Kobul kini menjadi budidaya lobster dengan keuntungan puluhan juta per bulan.

Meski penjualan lobsternya berkurang sejak adanya pandemi, dalam satu bulan Mas Kobul bisa untung Rp45 juta dari budidaya lobster tawar yang dia geluti sejak 2018 yang lalu.

Kabul memulai bisnis budidaya lobster tersebut di Dukuh Duwet RT 5 RW 10 Ngaliyan Semarang. Bisa dibilang, bisnis lobster milik Kabul ini merupakan pionir di Kota Semarang.

“Ketika pertama usaha budidaya hewan nokturnal, kita sulit menemukan benihnya,” jelasnya kepada suara.com, Senin (11/01/2021).

Baca Juga:Hari Ini PPKM Diterapkan, Ini 9 Ruas Jalan di Kota Semarang yang Ditutup

Awalnya, dia terpaksa melakukan pembelian induk lobster secara inden dari daerah lain dengan waktu yang cukup lama di beberapa daerah Solo, KIaten dan beberapa tempat lain.

"Belinya di Solo, Klaten, dan tempat-tempat lain,” imbuhnya.

Ia menyebut, mampu menjual 1.500 sampai 2.000 ekor lobster berukuran 4-5 inchi. Untuk penjualan, Mas Kabul dibantu 15 orang untuk membantu budidaya lobster.

“Saya memiliki tim berjumlah 15 orang untuk membudidayakan hingga memasarkan lobster-lobster tersebut,” katanya.

Untuk lobster yang dia jual, jenisnya bermacam-macam mulai dari benih hingga induk. Harganya juga berbeda-beda bergantung ukuran lobster yang akan dijual.

Baca Juga:Megawati Buka Suara soal Ekspor Benur, Susi: Sudah Setahun Saya Tunggu

“Lobster untuk kebutuhan konsumsi mampu terjual sekira 10 sampai 15 kg perminggu,” imbuhnya.

Namun karena ini pandemi, kami juga terdampak. Awalnya 1500 sampai 2000 ekor perminggu, kalau selama pandemi ini menurun sampai 50 Persen.

Ketika pandemi seperti ini penjualan lobster semua jenis saat ini benar-benar menurun. Terkadang 300 ekor saja dia sudah sangat bersyukur karena cukup untuk menyambung hidup.

Kurangnya jumlah pemesan dikarenakan banyak resto orang yang tutup. Menurutnya, selama pandemi banyak orang China yang pulang kampung. Hal itu membuat penjualan lobsternya benar-benar berkurang.

“Rata-rata yang konsumtif resto China, banyak yang balik ke sana jadi resto yang saat pandemi seperti ini sepi," imbuhnya.

Kontributor : Dafi Yusuf

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini