PPKM Berjilid-Jilid, Covid-19 Tetap Tinggi, Ini Penjelasan Epidemiologi

Epidemiologi dari Unsoed menyebut mengendalikan mobilitas penduduk menjadi kunci menurunkan angka Covid-19

Budi Arista Romadhoni
Senin, 01 Februari 2021 | 17:56 WIB
PPKM Berjilid-Jilid, Covid-19 Tetap Tinggi, Ini Penjelasan Epidemiologi
Ilustrasi Covid-19. (Elements Envato)

SuaraJawaTengah.id - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Upaya membatasi ruang gerak masyarakat sudah dilakukan berjilid-jilid. 

Namun hasilnya tetap saja, kasus positif Covid-19 terus bertambah. Untuk itu, warga tidak boleh menyerah, terus berjuang bersama-sama memastikan kesehatan keluarga dan seluruh masyakat. 

Ahli Epidemiologi Lapangan (Field Epidemiology) Fakultas Kedokteran Unsoed dr.Yudhi Wibowo,M.PH menyebutkan, PPKM ini terlihat merupakan kebijakan yang bersifat kompromis antara upaya menekan laju penambahan kasus Covid-19 dan penyelamatan ekonomi. 

Menurutnya, Bidang kesehatan dan ekonomi adalah hal yang sama-sama penting. Namun, selama masalah kesehatan menjadi ancaman keamanan berinvestasi, maka akan menjadi tantangan/kendala bagi pertumbuhan ekonomi itu sendiri. 

Baca Juga:TPU Srengseng Sawah Bantu Kubur 12 Jenazah Covid Muslim dari Bambu Apus

"Menjadi sangat urgen untuk menentukan skala prioritas dan sebaiknya kebijakan PPKM yang sudah bersifat kompromis ini seharusnya dapat diimplementasikan secara konsisten dan tegas agar tidak terkesan merupakan kebijakan yang setengah hati atau nanggung," kata Yudhi dalam keterangan tertulis Senin (1/2/2021). 

Menurut Dosen Unsoed ini, Esensi dari kebijakan PPKM adalah membatasi mobilitas, pergerakan masyarakat, atau penduduk, menghindari adanya kerumunan dan upaya untuk terus meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. 

"Dengan harapan dapat menekan penambahan jumlah kasus dan kematian akibat Covid-19," ucapnya. 

Mobilitas Penduduk

Namun demikian, mobilitas penduduk di Indonesia memang sulit dikontrol. Namun, pembatasan sosial lah yang paling penting diterapkan saat ini. 

Baca Juga:PPKM Bakal Dibuat Lebih Mikro, Kunci Daerah Sebaran Klaster Covid-19

"Tren Mobilitas penduduk Indonesia sejak diterapkan PPKM tercatat fluktuatif cenderung menurun di bawah baseline data yaitu driving -21% dan walking -39% per tanggal 28 Januari 2021," ujarnya,  

"Namun jika diperhatikan saat week end (akhir minggu) terlihat pergerakan penduduk meningkat kembali mencapai di atas baseline data sekitar +6% sampai dengan +10%. Data ini dapat diakses melalui laman : https://covid19.aplle.com/mobility," imbuhnya. 

Ahli Epidemiologi yang juga Tim Ahli Satgas Covid-19 Pemkab Banyumas itu mengatakan, pandemi Covid-19 di Indonesia sudah berlangsung hampir 1 tahun lebih. Maka butuh upaya yang lebih tegas untuk menghadapi pandemi Covid-19 saat ini 

"Tingkat kedisiplinan masyarakat terhadap 5M harus ditingkatkan, jika dengan pendekatan persuasif sudah dirasa cukup, maka saatnya diterapkan pendekatan hukum," ucapnya. 

Menurutnya, kadang diperlukan tindakan tegas untuk mendisplinkan masyarakat. Disiplin terhadap protokol kesehatan 5M menjadi sangat penting mengingat sudah terjadi penularan lokal. 

"Bahkan WHO sudah merekomendasikan untuk memakai masker 3 lapis secara double karena adanya mutasi virus yang bersifat lebih menular dan 30% lebih fatal," tegasnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini