SuaraJawaTengah.id - Almarhum Seniman Anom Subekti dikenal luas sebagai penggiat kesenian, khususnya kaitannya dengan budaya Jawa. Bahkan sosok pria yang berpulang dalam usia 60 tahun itu, terkenal akan kebaikannya menggandeng para pemuda untuk turut melestarikan kesenian Jawa.
Kepulangan seniman Anom Subekti yang terkesan mendadak dan sedikit tak wajar, sangat menyakitkan orang-orang terdekatnya, tak terkecuali para pemuda yang tergabung kedalam Komunitas Cointens di Desa Ngadem, Kecamatan/Kabupaten Rembang.
Andi Hermawan salah satu anggota Komunitas Cointens mengatakan, almarhum Seniman Anom Subekti merupakan sosok yang telaten membimbing anak muda untuk turut mencintai kebudayaan asal daerahnya.
Ia mengenang, kali pertama komunitas tersebut bertandang ke Padepokan Seni Ongko Joyo Desa Turusgede, untuk turut berlatih gamelan kepada almarhum. Oleh Anom Subekti langsung direspon baik.
Baca Juga:Mengenang Profil Ki Anom Subekti, Dalang Dibunuh Sekeluarga
“Saat itu kita iain untuk berlatih gamelan. Oleh beliau tanpa basa-basi langsung dipersilahkan,” tutur anggota grup karawitan Muda Laras itu, Selasa (9/2/2021).
Bahkan, saat Andi mengutarakan keinginannya itu, Almarhum Anom Subekti langsung mengatakan jika berlatih alat musik gamelan di tempatnya tidak dipungut biaya sepeser pun.
Mengingat, almarhum sangat menyukai generasi milenial yang mau belajar dan ikut melestarikan budaya nenek moyang.
“Beliau bilang gratis saat itu, enggak mau dibayar. Katanya, mengetahui anak muda ingin melestarikan budaya Jawa, saya sudah senang, cukup itu bayarannya,” ujar Andi sembari mendongak ke atas, mengingat kesan pertama bertemu almarhum.
Padahal, menurut Andi, jika belajar karawitan di tempat lain harus mengeluarkan biaya untuk berlatih gamelan.
Baca Juga:Satu Keluarga Seniman Anom Subekti Tewas, Diduga Ada Motif Dendam
“Kita di padepokan dipersilahkan latihan kapan pun kita mau. Kalau di Padepokan Seni Ongko Joyo kita latihannya seminggu sekali,” bebernya.