Yuni saat itu tidak terlalu memperhatikan pesan Mukhson. Kedua anaknya masih terlalu kecil sehingga belum dapat diprediksi soal masa depan mereka.
Yang jelas selama Bagas dan Bagus bermain untuk tim sepak bola sekolah, SD Pancuranmas 4 kali menjuarai turnamen tingkat Kecamatan Secang dan se-eks Kawedanan Grabag (Secang, Grabag, dan Ngablak).
Pada masa awal berlatih sepak bola, Bagas dan Bagus bergabung dengan SSB Putra Harapan, Magelang. Kemudian ke SSB Gelora Putra Deltras Sidoarjo, SSB Blue Eagle Jakarta, SSB Undip Semarang, dan SSB Putra di Kalimantan Tengah.
“Kita juga sempat buat SSB sendiri, Putra Pancuranmas,” kata Yuni.
Baca Juga:Kasus Anya Geraldine Salah Sebut Lokasi Borobudur, Rugikan Wisata Magelang
Perjalanan karir sepak bola Bagas dan Bagus tiba di persimpangan saat keduanya lulus sekolah dasar. Keluarga besar menginginkan mereka melanjutkan pendidikan akademik dan tidak mengutamakan sepak bola.
Bermodal banyak piagam penghargaan, mereka yakin Bagas dan Bagus bakal diterima di beberapa SMP unggulan di Magelang.
“Saya bilang sama Bagas dan Bagus, masa depan itu sampayen yang menentukan dan memutuskan. Bukan bapak dan bukan siapa-siapa. Apapun keputusan sampeyan bapak di belakang sampeyan. Bagas sama Bagus menjawab: Prestasi pak. Berarti milih sepak bola.”

Tugas Yuni selanjutnya adalah mencari sekolah yang bisa mendukung prestasi sepak bola si kembar. Pada saat ada pertandingan misalnya, sekolah memberi kelonggaran izin untuk tidak masuk sekolah.
Pilihan sekolah jatuh ke Madrasah Tsanawiyah (Mts) Negeri di daerah Karet, Kota Magelang. Baru beberapa bulan sekolah, Bagas dan Bagus mendapat tawaran bergabung dengan Frenz United, Malaysia.
Baca Juga:Bagus Kahfi Sah Jadi Wonderkid Indonesia Paling Menjanjikan Versi AFC
“Begitu kelas 1 itu, Bagas sama Bagus sudah harus terbang ke Malaysia berdua saja. Saat itu saya berpikir ini bener apa nggak? Dari pihak Frenz United ada aturan orang tua belum boleh ikut mendampingi,” kata Yuni.