Wow! Ada Masjid Kabah di Kota Magelang, Bisa untuk Belajar Manasik Haji

Bangunan masjid di desa wisata Kota Magelang bentuknya mirip Kabah di Masjidil Haram, Mekkah

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 12 Maret 2021 | 15:55 WIB
Wow! Ada Masjid Kabah di Kota Magelang, Bisa untuk Belajar Manasik Haji
Masjid As Sirath di Kampung Wisata Warna-warni, Tidar Campur, Kelurahan Magelang Selatan, Kota Magelang. [suara.com/ Angga Haksoro Ardhi]

SuaraJawaTengah.id - Ada masjid unik di Kampung Warna-warni, Tidar Campur, Kota Magelang. Bangunan masjid di desa wisata ini replika Ka’bah di Masjidil Haram, Mekkah. 

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Warna-warni, Sagiyo mengatakan, Masjid As Sirath yang mirip ka'bah dibangun sebagai fasilitas ibadah warga sekitar dan pengunjung desa wisata.

Warga membangun masjid dengan design unik bentuk ka'bah untuk menarik wisatawan datang ke kampung mereka. 

“Kami browsing foto Ka’bah di internet. Masjid ini dibangun tanpa gambar rancangan. Hanya berdasarkan print gambar Ka’bah,” kata Sagiyo, Jumat (12/3/2021).

Baca Juga:Gelar Lapak di Depan SPBU, Tukang Bensin Eceran Ini Bikin Geleng Kepala

Menurut Sagiyo, masjid mulai dibangun 27 Oktober 2019 dan selesai pada 13 April 2020. Pembangunan dikerjakan oleh 2 orang tukang yang dibantu tenaga warga secara sukarela bergiliran. 

Karena design Ka’bah yang sederhana, pembangunan masjid dilaksanakan relatif cepat. Proses paling lama justru saat finishing membuat kaligrafi di sisi atas masjid. 

“Membuat kaligrafi itu kami dibantu salah satu pondok pesantren di daerah Bandongan, Kabupaten Magelang. Kami hanya diminta menyediakan bahan, ongkos tenaganya sukarela.” 

Sejak awal, warga berkomitmen membangun masjid ini tanpa mengedarkan proposal bantuan dana. Warga mengumpulkan uang secara swadaya, selain membuka donasi yang diumumkan di media sosial.

Bantuan dari donatur selain warga sekitar Rp120 juta. Sedangkan biaya pembangunan Masjid As Sirath ditotal mencapai Rp450 juta. 

Baca Juga:Bebas Alkohol, Ini Penginapan Backpacker Syariah di Kawasan Candi Borobudur

“Kebanyakan bantuan berupa material bangunan. Ada yang menyediakan bata dari awal pembangunan hingga selesai. Ada juga yang menyanggupi biaya pasang listrik dan PDAM. Donatur dari luar, saya bahkan belum pernah bertemu orangnya,” kata Sagiyo.

Nama As Sirath diambil dari nama Ahmad Sirath, leluhur keluarga Sagiyo sebagai pemberi tanah wakaf untuk lokasi masjid. As Sirath juga berarti jembatan Shirathal Mustaqim.

Bangunan masjid seluas 45 meter persegi ini mampu menampung 50 jamaah. Ada tambahan luas pada serambi masjid yang atapnya dapat dibuka secara otomatis untuk berbagai kegiatan. 

Pokdarwis Kampung Warna-warni, di RT 01/RW 02, Kelurahan Tidar Selatan, Kota Magelang sedang menyiapkan paket wisata edukasi dan religi. Salah satunya menjadikan Masjid As Sirath sebagai sarana manasik haji.

“Atap serambi bisa dibuka. Jadi kalau manasik haji kondisi masjid bersih tidak atap serambinya. Nanti kami buka setelah pandemi,” ujar Sagiyo.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini