Waduh! 174 Siswa di Sragen Nunggak Bayar Sekolah Sampai Lulus

Sebanyak 174 siswa di SMK Pelita Bangsa Sumberlawang, Sragen, dikabarkan belum melunasi biaya administrasi alias menunggak.

Ronald Seger Prabowo
Minggu, 21 Maret 2021 | 10:26 WIB
Waduh! 174 Siswa di Sragen Nunggak Bayar Sekolah Sampai Lulus
Ilustrasi guru memberikan materi pelajaran kepada siswa sambil mengenakan masker. [ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan]

SuaraJawaTengah.id - Sebanyak 174 siswa di SMK Pelita Bangsa Sumberlawang, Sragen, dikabarkan belum melunasi biaya administrasi alias menunggak.

Hal yang mengejutkan, ratusan siswa tidak mampu itu menunggak sejak 2014 hingga beberapa tahun setelah lulus.

Dilansir Solopos.com--jaringan Suara.com, Kepala SMK Pelita Bangsa Sumberlawang, Andi Kusnanto menyebut jumlah biaya administrasi siswa yang terutang itu mencapai seratusan juta rupiah. 

"Menurut catatan kami, sejak tahun 2014 hingga 2019 ada kewajiban sekitar Rp 174.445.000. Ini belum termasuk (lulusan) tahun 2020 karena dianggap masih bisa membayar," kata Andi. 

Baca Juga:Terkuak! Ini Kronologi dan Jenis Kelamin Jasad Bayi di Irigasi Sragen

Andi mengatakan rata-rata tunggakan seorang siswa mencapai Rp 1 juta. Dana tersebut merupakan biaya pendidikan yang belum dibayarkan sampai mereka lulus.

"Sekitar 174 anak. Untuk data by name-nya kita ada. Jadi mayoritas adalah biaya selama proses pendidikan seperti uang SPP, uang ujian dan praktik," terangnya.

Andi menegaskan pihak sekolah tidak pernah menagih biaya pendidikan kepada para siswa tersebut. Sebab, mereka yang menunggak tergolong sebagai siswa tidak mampu.

Sementara itu sudah menjadi kebijakan sekolah untuk membantu siswa tidak mampu.

"Sekolah tidak pernah menagih. Karena mayoritas siswa yang masuk sekolah kami mayoritas tidak mampu secara ekonomi, makanya pihak sekolah memberikan keringanan. Pihak sekolah hanya bisa berdoa saja," terangnya.

Baca Juga:Astaga! Jasad Bayi Ditemukan Dalam Tas di Sragen

Tunggakan biaya administrasi itu mmenurut Andi tidak mengganggu operasional sekolah. Namun, jika dana tersebut dikembalikan tentu ada banyak manfaat yang diperoleh pihak sekolah.

"Untuk operasional sekolah sebenarnya tidak terganggu. Hanya, dampaknya adalah tidak ada dana untuk pengembangan, penelitian, penulisan jurnal, maupun memberi support guru yang potensial untuk sekolah S-2 maupun S-3," urainya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini