“Waktu renovasi, ada mustaka dari kendil (periuk) kecil di puncak atap. Diganti mustaka yang baru. Sedangkan kendil itu dibawa ke Tawung,” ungkapnya.
Penyebar Agama Islam di Pati dan Keajaibain
Berdirinya Masjid Baiturrohim Gambiran, beber Amal, tidak lepas dari sosok Mbah Cungkrung. Seorang ulama kharimatik murid dari Sungan Muria yang tak lain adalah 1 dari Wali Songo.
“Bahwa cikal bakal orang Gambiran ini tak lepas dari Mbah Cungkrung. Masjid ini ada ya karena beliau,” tutur pria yang berprofesi sebagai guru sejarah di SMA I Pati itu.
Baca Juga:Siklon Tropis ODETTE Dekat dengan Cilacap, Ini Penjelasan BMKG
Meski masyarakat sepakat, bahwa penyebar agama Islam di daerah tersebut ialah Mbah Cungkrung. Namun tidak ada yang tahu nama asli dari sosok yang disebut wali jandab (wali berjalan) itu.
“Nama aslinya kita enggak tahu. Kalau berdasarkan sebutan Cungkrung, orang Jawa itu melihat kebiasaan dari tradisi sujud. Beliau suka sujud salat menyembah kepada Allah. Nah sujud dalam bahasa sini itu Cungkrung,” paparnya.
Layaknya seorang waliyullah, dikatakan, Mbah Cungkrung memiliki sejumlah kesitimewaan. Hal itu terungkap saat makam Mbah Cungkrung dan istrinya yang berjarak 30 meter di sebelah selatan masjid dipugar.
“Pada tahun 2008, bangunan makam dibongkar untuk diperbaiki. Seluruh wilayah hujan lebat, anehnya bagian makam tidak kehujanan. Setelah atap di makam sudah dinaikkan, baru turun hujan,” bebernya.
Tidak sampai berhenti disitu, pada saat renovasi masjid sempat terjadi insiden. Dimana seorang warga yang bergotongroyong sempat tertimpa kayu besar, sehingga membuatnya tidak dapat berjalan.
Baca Juga:Jelang Ramadan, Prosesi Unggahan Banakeling Digelar Terbatas di Banyumas
“Nah, ada orang tidak dikenal salat di masjid yang direnovasi itu. Lalu mengobati kaki pemuda yang luka, langsung sembuh. Anehnya saat dikejar untuk mengucapkan terimakasih, orang asing itu hilang sesampainya di jalan. Mungkin ini yang namanya karomah wali,” tandas Amal.