SuaraJawaTengah.id - Tradisi Syawalan di Kota Semarang mendadak ramai diperbincangkan di media sosial (medsos).
Adalah kuliner unik yang dinamai ketupat jembut membuat warganet penasaran, bahkan masyarakat yang tinggal di Kota Atlas.
Tradisi membagikan ketupat jembut merupakan budaya khas yang ada di Kelurahan Pedurungan Tengah, Kota Semarang. Jika mendengar namanya, tentu saja banyak orang yang penasaran.
Meski terdengar aneh, namun tradisi kupat jembut memiliki sejarah yang cukup panjang. Bahkan juga memiliki akar tradisi yang kuat.
Baca Juga:10 Tempat Wisata Semarang: Setiya Aji Flower Farm hingga Bukit VW
Salah seorang sesepuh kampung yang bernama Juwarti menjelaskan betapa panjang sejarah kupat jembut di kampungnya. Dia adalah generasi paling lama di kampung tersebut dan tidak ada lagi kawan seangkatan yang tersisa.
“Tradisi ini sudah ada sejak saya kecil,” ujr Juwarti, dilansir AyoSemarang.com--jaringan Suara.com, Kamis (20/5/2021).
Juwarti memaparkan, kupat jembut kurang lebih seperti kupat biasa yang di tengahnya dimasuki sayur-sayuran yang diurap dengan kelapa parut. Selain kupat jembut, ada juga yang menyebut dengan “kupat sumpel”
Tradisi ini sempat berganti-ganti konsep. Awalnya hanya dibagikan di masjid dan dimakan bersama-sama.
Namun lambat laun, karena anak-anak semakin banyak, dilaksanakan dengan cara berderet di sepanjang kampung seraya membagikan uang.
Baca Juga:Gara-gara Ini, Warga Tambaklorok Tagih Wali Kota Semarang, Apa Itu?
”Inti dari prosesi kupat jembut adalah untuk mengucap syukur dan menolak bala,” tambahnya.
- 1
- 2