Kisah Amanat Surgawi, Mahasiswa UPL MPA Unsoed yang Bantu Kebumikan Jenazah Covid-19

Dia memutuskan tergabung dalam tim pemakaman pada awal bulan ini karena tim BPBD Banyumas kekurangan personel.

Ronald Seger Prabowo
Senin, 19 Juli 2021 | 08:12 WIB
Kisah Amanat Surgawi, Mahasiswa UPL MPA Unsoed yang Bantu Kebumikan Jenazah Covid-19
Anggota UPL MPA Unsoed menjadi relawan tim pemakaman jenazah Covid-19 yang tergabung dalam BPBD Banyumas saat bertugas di wilayah Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. [DOKUMENTASI PRIBADI]

SuaraJawaTengah.id - Melonjaknya angka kematian akibat pandemi Covid-19 di Kabupaten Banyumas dalam Bulan Juli ini kian tak terkendali.

Akibatnya, tim pemakaman dari BPBD Banyumas juga kewalahan menghadapi situasi ini. Karena setiap hari hampir dipastikan ada pasien yang meninggal dunia jumlahnya lebih dari satu orang.

Hal inilah yang kemudian membuat Amanat Surgawi, Mahasiswa Fakultas Peternakan angkatan 2017, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto terpanggil hatinya turut membantu menjadi relawan tim pemakaman jenazah Covid-19.

Ia yang mewakili Unit Pandu Lingkungan Mahasiswa Pecinta Alam (UPL MPA) Unsoed mengaku menjadi relawan pemakaman karena panggilan kemanusiaan. Terlebih lonjakan angka kematian akibat Covid-19 di Bulan Juli ini kian tak terkendali.

Baca Juga:Cara Sholat Idul Adha di Rumah Sesuai Anjuran MUI, Mudah dan Lengkap

"Awalnya memang dahulu saya pernah kena Covid-19, Februari lalu. Saya waktu itu gejala ringan. Ada tiga anak UPL yang terpapar. Nah dari situ saya menginisiasi buat bantu orang-orang yang terdampak Covid-19 sama relawan dari Muhammadiyah juga," katanya kepada Suara.com, Minggu (18/7/2021) malam.

Sebelum menjadi relawan tim pemakaman Covid-19 di Kabupaten Banyumas, dirinya juga sudah terlibat menjadi tim penyemprotan disinfektan pada Bulan Maret lalu. Lalu ia memutuskan tergabung dalam tim pemakaman pada awal bulan ini karena tim BPBD Banyumas kekurangan personel.

"Setelah PPKM ini intensitas yang meninggal itu banyak banget 40-50 orang per harinya. Dari BPBD meminta bantuan ke relawan Muhammadiyah dan UPL MPA juga," jelasnya.

Tawaran kepada UPL MPA menjadi tim pemakaman Covid-19 baru sekitar seminggu yang lalu. Oleh sebab itu, sementara baru dirinya yang terlibat. Anggota lain rata-rata tidak mendapat ijin dari orangtuanya.

"Itu memang baru saya saja mas buat pemantiknya. Besok ini kemungkinan ada tiga orang yang akan berangkat (tim pemakaman). Kalau untuk penyemprotan sudah ada beberapa. Karena kan cukup beresiko ini ya, takut juga anak-anak kan. Setelah saya ikut itu biar teman-teman mau saja sih," terangnya.

Baca Juga:Mirip The Immortal, Kisah Nenek 95 Tahun di Pontianak Sembuh dari Covid-19

Saat proses pemakaman sendiri, ia harus didampingi dari tim BPBD. Nantinya jika sudah banyak mahasiswa UPL MPA yang terlibat, mereka juga harus dalam pengawasan BPBD. Tidak dilepaskan begitu saja.

"Tugas saya mengangkat peti jenazah dari ambulans saat sudah sampai pemakaman hingga sampai ke liang lahat. Terus ngurug tanah juga," ucapnya.

Hingga saat ini sejak minggu lalu ia masuk dalam tim pemakaman, Amanat sudah mengubur puluhan peti jenazah pasien Covid-19. Bahkan pada hari kemarin saja, ia baru selesai bertugas pukul 05.00 WIB.

"Saya total sudah memakamkan 22 jenazah sejak minggu lalu. Kalau dibilang lelah, ya pasti lah. Tapi disitu ada rasa senang karena bisa membantu orang-orang yang membutuhkan. Pengalaman saya juga bisa turut andil dalam massa pandemi ini," tuturnya.

Pengalaman paling tidak terlupakan saat bertugas adalah, hari Sabtu (17/7/2021) kemarin. Karena dalam satu hari ia memakamkan sembilan jenazah pasien Covid-19.

"Saya tadi bangun siang, karena memang kemarin luar biasa, dalam sehari saya memakamkan 9 jenazah. Saya berangkat jam 15.00 WIB sore. Tadi baru selesai jam 05.00 WIB pagi," katanya.

Kegiatan ini murni panggilan kemanusiaan. Karena pada saat awal diajak, dirinya tidak memikirkan masalah imbalan. Meski dalam hati kecilnya ada ketakutan, namun ia pasrah pada sang pencipta.

"Dari awal diajakpun ga tawaran akan dibayar gitu ya. Kalau masalah takutnya sih saya pasrah saja sama yang diatas. Karena saya percaya kalau kita niatkan untuk menolong, pasti akan dibantu sama yang diatas," tutupnya.

Ia berkomitmen untuk tetap menjadi relawan pemakaman jenazah Covid-19 hingga angka kematiannya mereda. Karena hingga saat ini tim BPBD Banyumas masih membutuhkan tenaga lebih karena angka kematian yang tak kunjung menurun.

Kontributor : Anang Firmansyah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini