Dari Guru Besar hingga Dokter, Luhut: Penanganan Covid Sudah Dengarkan Banyak Orang

"Ini semua, kami mendengarkan banyak orang. Kami mendengarkan guru besar FK UI, asosiasi profesi kedokteran, Universitas Airlangga, UGM, dan lainnya,"

Bangun Santoso
Selasa, 20 Juli 2021 | 13:05 WIB
Dari Guru Besar hingga Dokter, Luhut: Penanganan Covid Sudah Dengarkan Banyak Orang
Menko Marves sekaligus Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan. [Tangkapan Layar]

SuaraJawaTengah.id - Pandemi corona di Indonesia saat ini belum juga menunjukkan tanda-tanda berakhir. Bahkan, sejak merebaknya varian delta, Tanah Air justru dilanda gelombang besar Covid-19.

Banyak berbagai kalangan menyoroti penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah. Banyak yang pro, tapi tak sedikit yang mengkritisi. Terkait hal itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan pengambilan keputusan dan perencanaan dalam penanganan pandemi Covid-19 dengan menerapkan PPKM Darurat selalu melibatkan banyak pihak termasuk akademisi dari berbagai kampus.

Hal itu disampaikan Luhut dalam diskusi virtual bersama relawan Covid-19 dan tokoh publik di Jakarta, Senin (19/7/2021).

"Ini semua, kami mendengarkan banyak orang. Kami mendengarkan guru besar FK UI, asosiasi profesi kedokteran, Universitas Airlangga, UGM, dan lainnya," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (20/7/2021).

Baca Juga:Tegas! Antropolog Sebut Perpanjangan PPKM Darurat Hanya akan Siksa Rakyat Kecil

Luhut menegaskan dalam situasi saat ini, ada beberapa hal yang secara garis besar yang perlu diketahui dan dipahami oleh publik atau masyarakat luas.

Pertama dan yang menjadi poin kunci, yaitu penanganan di hulu di mana masyarakat perlu patuh pada protokol kesehatan. Sementara poin kedua, yakni pemenuhan kebutuhan oksigen, obat, tenaga kesehatan (nakes), tempat tidur, serta vaksinasi.

Luhut mengungkapkan pihaknya sengaja membuat forum diskusi virtual ini dengan mengajak relawan Covid-19, tokoh publik, dan pihak lainnya untuk memberikan masukan serta saran yang solutif guna berkontribusi menangani pandemi Covid-19 yang saat ini melanda.

Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali itu juga menekankan bahwa pemerintah akan terus berupaya semaksimal mungkin memberikan yang terbaik dalam penanggulangan pandemi ini.

Ia juga berharap semua pihak mau ikut serta dan membantu pemerintah serta mengajak masyarakat untuk tetap taat protokol kesehatan.

Baca Juga:Penjelasan Luhut Soal Penanganan Covid-19 hingga Keputusan PPKM Darurat

"Percayalah kita bikin yang terbaik, kita bisa lakukan. Pasti ada kurangnya tapi dengan masukan teman-teman sekalian saya sangat apresiasi sekali," pungkas Luhut.

Dalam kesempatan sama, tokoh dari Gusdurian Alissa Wahid mengapresiasi permintaan maaf Luhut beberapa hari lalu terkait evaluasi pelaksanaan PPKM Darurat yang dinilai belum maksimal menekan angka penularan Covid-19.

"Ini yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat," ujarnya.

Alissa juga menyampaikan dalam menanggulangi pandemi Covid-19, utamanya pada PPKM Darurat ini, pelibatan tokoh publik dan tokoh agama sangatlah penting dilakukan guna mengajak masyarakat peduli dan mau mencegah penularan virus. Salah satu cara yang digalakkan pemerintah saat ini ialah vaksinasi secara menyeluruh.

"Usul kami pelibatan tokoh agama dan publik. Ini belum terlibat maksimal. Di kampung-kampung, pendekatan tokoh agama kepada masyarakat perlu dilakukan," tambah Alissa Wahid.

Sementara itu, relawan Lapor Covid-19 Iqbal Elyazar mengatakan hal yang paling penting dan utama dilakukan ialah penggunaan wajib masker oleh masyarakat. Ia memandang hal itu sangat fundamental dan punya peran besar bagi seseorang agar tidak terpapar virus.

Menurut Iqbal, pemakaian masker perlu terus didorong ke depan, termasuk ketika mengambil kebijakan atau imbauan.

"Pertama, gerakan wajib menggunakan masker, seperti Presiden sudah sampaikan terkait ini. Virus enggak peduli variannya, jadi yang penting itu maskernya. Pemakaian masker kita hanya 30 persen, ini yang disampaikan badan kesehatan dunia," kata Iqbal. (Sumber: Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak