Jenazah akhirnya bisa segera dimakamkan. Proses pemakaman dilakukan secara umum atau tanpa protokol Covid-19. Hal ini lantaran jenazah tersebut disebut bukan pasien Covid-19.
“Karena memang sudah lansia dan tidak ada keluarga yang sering berinteraksi dengan orang lain. Jadi di rumah saja,” kata dia.
Dia mengangkut peti mati kosong menggunakan kendaraan dinas itu pada Senin kemarin. Peristiwa itu terjadi setelah dia mendapatkan kabar jika ada salah satu warga di desanya yang meninggal dunia dan membutuhkan peti mati.
Danang mengaku tak kesulitan ketika mengangkut peti mati dari Kemalang ke Birit. Hal itu bukan kali pertama dia lakukan.
Baca Juga:Viral Warga Kepung Ambulans, Ambil Paksa Jenazah Covid-19 Lalu Bakar Peti Mati
“Sudah kali ketiga ini. Tetapi sebelum-sebelumnya saya lakukan malam. Mohon maaf, selama saya bisa dan tidak ada kepentingan lain kenapa harus menyuruh orang lain?” kata dia saat dikonfirmasi Solopos.com, Selasa (20/7/2021).
Kades Birit itu menuturkan pilihannya mengendarai sepeda motor lantaran bisa lebih cepat menuju ke pembuat peti mati dan sesegera mungkin dibawa ke rumah duka. Terlebih, jenazah harus segera dimakamkan.
Disinggung kegiatan membantu peti mati bagi warga Birit yang meninggal dunia, Danang mengaku sudah dia lakukan sejak setahun menjabat kades.
“Sudah niat saya kalau jadi kades, saya bantu warga saya dengan memberikan peti kepada warga yang kesusahan, siapapun,” tutur dia.
Peti mati yang dia sumbangkan dibeli dari salah satu produsen peti mati di Kecamatan Kemalang. Mengetahui niatan Danang membeli peti untuk membantu warga yang kesusahan, pemilik usaha memberi keringanan dengan pembayaran bisa dilakukan di lain hari seperti saat memasuki masa panen padi.
Baca Juga:Pembuat Peti Mati di Kota Mojokerto Kini Sudah Setop Layani Pesanan
Danang menuturkan biasanya dia menyiapkan tujuh peti mati ditempatkan di kantor desa dan bisa diambil sewaktu-waktu ketika ada warga yang meninggal dunia. Peti baru habis setelah berbulan-bulan.