Waduh! Sering Lakukan Masturbasi, Pria Ini Nyaris Meninggal, Ini Penyebabnya

Masturbasi ternyata memberikan efek samping

Budi Arista Romadhoni
Senin, 26 Juli 2021 | 08:58 WIB
Waduh! Sering Lakukan Masturbasi, Pria Ini Nyaris Meninggal, Ini Penyebabnya
Ilustrasi masturbasi. [Shutterstock]

SuaraJawaTengah.id - Melakukan masturbasi ternyata memberikan efek samping yang berbahaya. Resikonnya bisa terserang stroke

Seorang pria usia 51 tahun asal Jepang nyaris meninggal dunia setelah melakukan masturbasi hingga mengalami stroke.

Dokter mengatakan pria itu sering melakukan masturbasi beberapa kali sehari.

Tapi, suatu hari kebiasaannya yang suka masturbasi menyebabkan pendarahan subarachnoid yang berpotensi mematikan, yakni ketika pembuluh darah di otak pecah.

Baca Juga:Sempat Tak Bisa Bicara Akibat Stroke, Fahmi Bo Senang Bisa Kerja Lagi

NHS mengatakan pendarahan subarachnoid kadang-kadang terjadi selama aktivitas fisik atau mengejan, seperti batuk, pergi ke toilet mengangkat sesuatu yang berat atau berhubungan seks.

Para dokter menulis dalam Journal of Stroke and Cerebrovascular Diseases bahwa hubungan seks yang merupakan aktivitas sehari-hari ini bisa memicu stroke mendadak.

Dokter mengatakan bahwa pria ini mengalami sakit kepala menyiksa setelah melakukan masturbasi demi memuaskan dirinya dan ia mulai muntah-muntah.

Ilustrasi masturbasi

Kemudian dilansir dari The Sun, ia pergi ke Rumah Sakit Universitas Kota Nagoya, di mana petugas medis yang bersangkutan menjalankan serangkaian tes medis. Dokter pun menemukan pria itu mengalami tekanan darah rendah dan kebingungan.

Umumnya, stroke bisa menyebabkan beberapa gejala seperti kebingungan, sakit kepala, penglihatan kabur, kesulitan berbicara dan berjalan. Hasil CT scan pun mengonfirmasi bahwa pria itu didiagnosis menderita stroke dan dirawat di rumah sakit.

Baca Juga:Kondisi Fahmi Bo Usai Kena Stroke, Kini Minum Obat Seumur Hidup

Untungnya, pria itu selamat dan dipulangkan setelah hampir 2 minggu menjalani perawatan medis di rumah sakit. Tapi, biasanya stroke bisa menyebabkan efek jangka panjang pada pasien, karena kerusakan otak akibat kurangnya suplai darah ke otak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini