SuaraJawaTengah.id - Pemerintah mendorong masyarakat mulai beralih ke bahan bakar kendaraan yang bersifat ramah lingkungan termasuk Pertamax Series sehingga memberikan dampak positif bagi pelestarian alam dan dari sisi ke ekonomian.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwi Atmoko di Semarang, Rabu (4/8/2021), mengatakan saat ini makin banyak pengguna kendaraan yang memiliki kesadaran tinggi untuk beralih ke bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan.
Bahkan, pihaknya mencatat hingga saat ini konsumsi Pertamax Series mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yakni di kisaran 10 persen.
Ia mengatakan selain baik untuk lingkungan, penggunaan BBM jenis tersebut juga memiliki dampak positif dari sisi ekonomi. Dengan bahan bakar berkualitas baik atau yang memiliki "oktan number" tinggi maka kualitas mesin juga akan terjaga.
Baca Juga:Agar Mesin Mobil Sehat dan Hemat, Ini Saran dari Pengamat Otomotif
Dengan demikian, dikatakannya, biaya perawatan pun menjadi lebih ringan. Oleh karena itu, sosialisasi juga terus dilakukan kepada masyarakat termasuk aturan yang mewajibkan seluruh kendaraan dinas menggunakan Pertamax.
Menurut dia, hal tersebut juga sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 20 Tahun 2017 tentang Penerapan Bahan Bakar Standar Euro 4 (RON 92).
Sementara itu, Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Jawa Tengah Abdul Mufid mengatakan penggunaan BBM ramah lingkungan diperlukan mengingat selama ini penggunaan BBM dengan RON rendah memberikan kontribusi cukup besar terhadap polusi lingkungan.
"Meski harganya lebih murah, dampaknya terhadap pencemaran lingkungan cukup besar," katanya.
Terkait hal itu, dikatakannya, pemerintah perlu memberikan edukasi kepada masyarakat termasuk melakukan pendekatan salah satunya adalah memastikan kendaraan yang ada memenuhi standar penggunaan BBM ramah lingkungan.
Baca Juga:Studi: Sistem Pembaca Efisiensi Bahan Bakar Mobil Modern Tidak Akurat
"Selain itu, perlu diperhatikan juga penyaluran subsidi (BBM subsidi) yang tepat sasaran," tegasnya.
Sumber: ANTARA