Sama-sama Tidak Sehat, Ini Resiko Kesehatan Rokok Tembakau dan Elektrik

Ini resiko menghisap rokok tembakau dan rokok elektrik bagi kesehatan

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 22 September 2021 | 09:16 WIB
Sama-sama Tidak Sehat, Ini Resiko Kesehatan Rokok Tembakau dan Elektrik
Ilustrasi ini resiko menghisap rokok tembakau dan rokok elektrik bagi kesehatan

SuaraJawaTengah.id - Kemunculan rokok elektrik disebut-sebut sebagai alternatif untuk mengurangi resiko dari dampak rokok tembakau yang dibakar. 

Namun demikian, masyarakat umum kerap salah kaprah dengan menilai bahwa menghisap tembakau secara konvensional memiliki risiko yang sama dengan mengonsumsi tembakau alternatif.

Padahal terdapat perbedaan di antara rokok tembakau dengan tembakau alternatif.  Mulai dari cara kerja hingga faktor risiko terhadap penggunanya.

Berikut ulasannya yang dikutip dari ANTARA:

Baca Juga:Waspada, Risiko Anak Lahir Kecil dan Prematur karena Pemakaian Vape saat Hamil

Rokok

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, merokok berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke sebanyak dua sampai empat kali.

Perokok pria berpotensi terkena kanker paru-paru sebanyak 25 kali, sedangkan perokok perempuan sebesar 25,7 kali.

Tak hanya itu, merokok juga dapat menyebabkan kanker di bagian tubuh lainnya seperti kandung kemih, darah, serviks, tenggorokan, hati, pankreas, perut, ginjal, dan ureter.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan rokok menyebabkan lebih dari 8 juta kematian setiap tahun. Adapun 7 juta di antaranya diakibatkan dari penggunaan langsung, sementara sekitar 1,2 juta lainnya adalah kematian akibat paparan asap rokok kepada non-perokok.

Baca Juga:Industri Produk Tembakau Alternatif Butuh Kajian Ilmiah

Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR yang merupakan hasil dari pembakaran rokok, mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker. Dari sekitar 7.000 bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR.

"Tidak diragukan lagi, berhenti merokok. Jika berhenti merokok, Anda secara dramatis menurunkan risiko,” kata Kurtis A. Campbell, MD, ahli onkologi bedah bersertifikat di Mercy Medical Center di Baltimore dalam pernyataannya, dikutip Rabu (22/9/2021). 

Tembakau alternatif

Ilustrasi vape atau rokok elektrik. (Shutterstock)
Ilustrasi vape atau rokok elektrik. (Shutterstock)

Berbeda dengan rokok konvensional, tembakau alternatif tidak melalui proses pembakaran sehingga tidak menghasilkan asap seperti pada rokok. Khusus produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik, yang dihasilkan adalah uap hasil pemanasan.

Layanan Kesehatan Nasional Inggris menjelaskan produk tembakau alternatif tidak membakar tembakau sehingga tidak menghasilkan TAR (total aerosol residue) maupun karbon monoksida, dua elemen yang paling berbahaya dari asap rokok.

Cara kerja tembakau alternatif adalah dengan memanaskan tembakau untuk menghasilkan nikotin. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US FDA), meskipun nikotin menyebabkan adiksi atau kecanduan, namun bukanlah penyebab utama berbagai penyakit terkait merokok. Sebab, dalam sebatang rokok yang dihisap terkandung ribuan bahan kimia beracun, salah satu yang paling berbahaya adalah TAR.

Sejauh ini, penelitian yang ada membuktikan bahwa produk tembakau alternatif berbeda dengan rokok. Tidak seperti rokok yang menghasilkan asap mengandung TAR, tembakau alternatif menghasilkan aerosol (uap).

Public Health England, lembaga eksekutif Departemen Kesehatan Inggris, dalam "Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018" menyebutan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko yang lebih rendah hingga 95 persen daripada rokok.

"Keyakinan yang salah bahwa produk tembakau alternatif sama berbahayanya dengan merokok dapat mencegah ribuan perokok beralih ke produk ini untuk membantu mereka berhenti,” kata Profesor Lion Shahab dari Universitas College London, seperti dikutip dari The Guardian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini