SuaraJawaTengah.id - Warga Dusun Gopaan, Desa Genito, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang menggelar ritual “Pernikahan Tembakau”. Ritual ini kembali diadakan setelah 2 tahun absen akibat pandemi.
Pernikahan Tembakau adalah ritual tahunan yang diadakan warga Dusun Gopaan setiap Selasa Pahing pada bulan Safar. Kegiatan ini sudah dilakukan warga secara turun temurun.
Kepala Desa Genito, Trasmantyo mengatakan, ritual Pernikahan Tembakau merupakan wujud syukur warga atas hasil panen dengan kualitas baik dan melimpah.
Hampir seluruh warga Dusun Gopaan yang tinggal di lereng Gunung Sumbing bermata pencaharian sebagai petani pengolah tembakau.
Baca Juga:Jaga Mata Rantai Industri Hasil Tembakau, Revisi PP 109/2012 Diminta Dibatalkan
“Maksudnya agar kualitas tembakau yang dikelola masyarakat Gopaan kualitasnya bagus dan bisa dijual dengan harga tinggi. Warga bisa menerima uang untuk menafkahi keluarga,” kata Trasmantyo, Selasa (28/9/2021).
Menurut Trasmantyo, Pernikahan Tembakau tahun ini digelar dengan sederhana. Meski begitu, urutan dan kelengkapan ritual tetap diperhatikan.
“Sekarang meskipun sudah hampir dua tahun ada pandemi virus Corona, warga itu masih ada semangatnya.”
Pernihakan Tembakau diawali arak-arakan sepasang pokok tembakau yang diberi nama Kiai Pulung Soto dan Nyai Srinthil. Sepasang pokok tembakau itu dibawa oleh sepasang remaja mengenakan pakaian adat.
Arak-arakan berakhir di Sendang Piwakan sebagai lokasi pusat ritual. Di sendang telah menanti warga Dusun Gopaan yang membawa tumpengan berisi aneka ragam lauk pauk.
Baca Juga:Heboh! Muncul Penampakan Awan Lenticular di Langit Gunung Sumbing, Ada Fenomena Apa?
Setelah juru kunci dan Kepala Dusun Gopaan selesai membacakan doa, warga bersama-sama bersantap nasi tumpengan.
“Sekarang masih pertengahan musim panen, belum selesai. Insyallah kalau cuaca mendukung, sampai Desember masyarakat Gopaan masih panen dan mengolah tembakau,” ujar Kepala Desa Genito, Trasmantyo.
Pada puncak ritual diadakan grebeg gunungan yang terdiri dari bermacam-macam hasil bumi. Hasil panen warga Gopaan selain tembakau, disertakan pada gunungan tersebut.
“Gunungan itu maknanya (menunjukkan) penghasilan masyarakat Gopaan berupa apa saja. Semua yang ditanam warga ditunjukan melalui gunungan.”
Beberapa hari sebelum ritual Pernikahan Tembakau, warga mengadakan merti dusun. Secara bergotong royong warga membersihkan aliran irigasi dan saluran air bersih yang mendukung hidup serta mata pencaharian mereka.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi