
Memicu kontroversi
Kerabat terdekat dengan Sars-Cov-2, kata Prof Koopmans, adalah virus yang ditemukan pada kelelawar liar.
Tetapi tetap ada "jeda waktu" yang signifikan dalam evolusi virus itu menjadi virus yang menginfeksi manusia. Hal itu hanya dapat dijelaskan dengan mengambil sampel dari hewan yang mungkin berperan sebagai "inang perantara".
Namun, laporan itu sendiri telah memicu kontroversi yang terancam membayang-bayangi upaya ilmiahnya.
Baca Juga:Tak Hanya Covid-19, Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Juga Bisa Cegah Dua Penyakit Ini
Tim peneliti pada dasarnya "menilai" berbagai kemungkinan skenario asal-usul.
Kemungkinan besar, kata mereka, hewan ternak, barangkali spesies liar di peternakan bulu, adalah "inang perantara" antara kelelawar dan manusia.
Dan kemungkinan virus itu bocor dari laboratorium di China "sangat kecil".
Tetapi ini telah menyebabkan beberapa ilmuwan dan komentator mengatakan "teori kebocoran lab" telah terbantahkan.
"Dalam retrospeksi, ungkapan itu - 'kemungkinan sangat kecil' - mungkin bukan cara paling cerdas untuk menjelaskannya, mengingat ini telah menjadi inti perdebatan," kata Prof. Koopmans kepada BBC News.
Baca Juga:Satgas: Kasus Positif Covid-19 Turun 23,3 Persen Dalam Sepekan, Nihil Zona Merah
"Tapi itu sebenarnya tentang - dengan mempertimbangkan semua yang kami tahu, ke mana kami akan memprioritaskan [langkah ilmiah selanjutnya]."

Tak sengaja dilepaskan
Kehebohan yang terus berlanjut atas teori kebocoran laboratorium berpusat pada Institut Virologi Wuhan (WIV), yang disinggahi tim WHO untuk mewawancarai para penelitinya.
"Jika kita berbicara tentang kecelakaan di laboratorium, maka mereka seharusnya masih memiliki virus yang sama persis di laboratorium itu supaya bisa tidak sengaja dilepaskan," kata Prof Koopmans. "Kami tidak menemukan indikasi itu."
Namun, beberapa ilmuwan lain ingin memeriksa database virus yang dipegang oleh WIV, yang dihapus dari internet pada 12 September 2019.
Di tengah perdebatan tentang kebocoran laboratorium, Presiden Joe Biden memerintahkan intelijen AS untuk mengadakan penyelidikannya sendiri.