Selain itu, beberapa peralatan untuk mengajar seperi meja, kursi, papan tulis, buku dan beberapa berkas yang juga hanyut terseret ombak.
"berkas dan buku banyak yang hilang juga," katanya menceritakan.
Karena ruangan tak memungkinkan untuk melaksanakan pembelajaran, akhirnya para siswa terpaksa belajar di luar ruangan.
Beberapa ada yang belajar di warung, dermaga dan lapangan. Padahal, saat itu para siswa sudah mendekati waktu untuk ujian sekolah.
Baca Juga:Sejarah Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa
"Kebetulan satu kelas hanya 15 siswa ya jadi bisa leluasa. Sambil melakukan pelajaran di luar ruangan, ruang kelas mulai diurug. Alhamdulillah saat itu para siswa bisa melakukan ujian," ucapnya.
Dia mengaku, ketika melakukan pembelajaran di SD Bedono 1 seringkali terkena rob. Hampir setiap hari, guru dan siswa harus membersihkan kotoran dari rob.
"Kalau saat rob, para siswa malah seneng tapi gurunya yang was-was, " ujarnya.
Guru SD Bedono 2, Sukari mengatakan, sekolah di Bedono 1 menurutnya memang sudah tak layak pakai. Terdapat 30 siswa yang akhirnya dipindahkan ke SD Bedono 2 sejak awal semester yang lalu.
"Sekolahnya tak bisa untuk aktifitas siswa, sudah tak layak pakai," jelasnya.
Baca Juga:Kisah Kodriyah, Siswi Berprestasi Asal Demak Ini Rela Mengarungi Laut untuk Pergi Sekolah
Meski di Bedanya juga beberapa kali terkena rob, di SD Bedono 1 menurutnya lebih ekstrem karena langsung berbatasan dengan laut. Hal itu membuat gedung tersebut mudah rusak.