Atas jasanya, para bekas prajurit Jepang ini mendapat tanda kehormatan dari pemerintah Jepang. “Terima kasih kepada Tanaka yang sudah mempersatukan antara Jepang-Indonesia,” kata Sugiyon membacakan isi piagam yang aslinya bertulis Kanji itu.
Setelah revolusi fisik tahun 1945, hanya Mitsuyuki Tanaka yang melanjutkan karir di bidang kemiliteran. Mitsuyuki Tanaka kemudian bergabung dengan Batalyon Infanteri 400/ Banteng Raider dan sempat ikut bertugas menumpas gerakan DI/TII dan PRRI Permesta.
“Sarwo Edhie (Letjen TNI Sarwo Edhie Wibowo) dekat sama bapak. Senengnya nonton film koboi. Nanti menghubungi bapak, kalau nggak bapak kesana (Akmil). ‘Pak Toro mengko filmnya apik’ (Pak Toro nanti filmnya bagus). Kalau nggak bapak nunggu di bioskop Krisna. Terus bareng nonton koboi.”
Mitsuyuki Tanaka wafat 1 Agustus 1998 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giridharmoloyo.
Baca Juga:Profil Roehana Koeddoes, Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia Jadi Google Doodle
Tanaka dianugerahi pangkat terakhir Letnan Kolonel, jenjang kepangkatan tertinggi di TNI yang pernah diberikan kepada mantan tentara asing yang turut membantu perang kemerdekaan Indonesia.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi