SuaraJawaTengah.id - Varian baru COVID-19 bernama Omicron membuat khawatir banyak pihak. Vaksin Corona yang sudah ada pun disebut-sebut tak mampu menangkal virus tersebut.
CEO Moderna Stephane Bancel mengatakan bahwa vaksin COVID-19 sepertinya kurang ampuh melawan varian Omicron, sehingga memicu kekhawatiran tentang lintasan pandemi dalam pasar keuangan.
"Saya rasa tidak ada di dunia, di mana (keampuhan) berada di tingkat yang sama, dengan (seperti kami menghadapi) Delta," kata Bancel saat wawancara dengan Financial Times dikutip dari ANTARA, Rabu (1/12/2021).
"Saya pikir efektivitasnya bakal turun. Saya tidak tahu seberapa banyak sebab kami harus menunggu datanya. Tetapi semua ilmuwan yang saya ajak diskusi, berkata 'ini tidak akan baik-baik saja," imbuhnya.
Baca Juga:Legislator Khawatir Varian Omicron Jika Ibadah Umrah Desember, Begini Respons Menag
Resistensi vaksin dapat menyebabkan penyakit dan rawat inap yang lebih banyak serta memperpanjang pandemi.
Bancel menambahkan bahwa tingginya jumlah mutasi pada lonjakan protein yang dimanfaatkan virus untuk menginfeksi sel manusia menandakan kemungkinan persediaan vaksin saat ini perlu dimodifikasi.
Ia sebelumnya mengatakan di CNBC bahwa dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mulai mengirim vaksin yang ampuh melawan Omicron.
Kekhawatiran soal varian baru COVID-19, meski minim data mengenai tingkat keparahannya, telah membuat rencana pembukaan ekonomi tertunda dan kembali menerapkan sejumlah pembatasan perjalanan dan mobilitas.
Baca Juga:Antisipasi Varian Omicron, Pemkab Karawang Imbau Masyarakat untuk Waspada