Bram menuturkan Khong A Djong lahir di Kampung Gabahan Lengkong Buntu, Kota Semarang, pada era 1900-an. Ia lahir dari pasangan Khong Hien Yie dan Lie Kwat Nio, yang berprofesi sebagai penjual lo siobak, sejenis penganan berbahan baku daging babi.
Saat berusia tujuh tahun, Khong A Djong dibawa neneknya ke Negeri Tirai Bambu. Di Tiongkok, Khong A Djong tinggal bersama pamannya di Nan Hai, Provinsi Kwantung.
Di China, Khong A Djong tak hanya belajar membaca dan menulis. Ia juga menuntut ilmu bela diri di biara Shaolin Sie dan juga berguru kepada Suhu Siong Mao, yang merupakan ahli bela diri aliran Hung Gar.
Rompi Macan
Baca Juga:Wow! 25.271 Anak di Kota Semarang Disuntik Vaksin Covid-19
Di awal abad ke-20, A Djong juga pernah mengikuti turnamen beladiri untuk mendapatkan rompi yang terbuat dari kulit harimau, atau hua bei xin. Rompi itu sebagai hadiah bagi ahli bela diri yang telah memenangi pertarungan tujuh kali beruntun di arena pertarungan bebas, yang terbuat dari panggung setinggi 2 meter. Rompi kulit harimau itu pun hingga kini masih disimpan oleh putranya, Khong Fan Sen.
Pada tahun 1930-an, timbul kekacauan di Tiongkong akibat peperangan. Khong A Djong pun pulang ke Semarang dan menetap di Kampung Gabahan pada 1934.
Tak lama kemudian, Khong A Djong menikahi gadis tetangga yang bernama Auw Yang Ien Nio. Keduanya kemudian menetap di Kampung Brondongan. Di kampung inilah Khong A Djong memulai bisnis berdagang koran hingga berjualan palawija, dan rempah-rempah, serta mempraktikan ilmu pengobatan yang diperoleh dari Wong Fei Hung.
Ia juga aktif terlibat dalam perkumpulan Hoo Hap Hwe, yang kala itu berkantor di Jalan Plampitan. Suhu Khong A Djong di perkumpulan Hoo Hap juga dikenal sebagai kausu, atau guru besar dan juga pendiri.
Bram menuturkan pada era 1950-an, Khong A Djong pernah berduel dengan seorang pejudo senior dari Jepang, Master Makino. Pertarungan dua jago bela diri in pun digelar secara terbuka di kawasan Pecinan Semarang.
Baca Juga:Libur Nataru, Hendi Larang Pegawai Pemkot Semarang Bepergian Luar Kota
Dalam pertarungan itu, Khong A Djong mampu mengalahkan Master Makino, hingga semakin banyak orang yang ingin berguru kepadanya. Keahlian ilmu bela diri Khong A Djong, konon sempat masuk pemberitaan media kala itu. Bahkan kabarnya atraksi Khong A Djong sempat diliput media televisi, TVRI, saat dirinya dilindas truk. Atraksi inilah yang membuat nama Khong A Djong kian populer kala itu.