Awas! Musim Pancaroba Tidak Hanya COVID-19 yang Diantisipasi, Dokter Ingatkan Bahayanya DBD

Tidak hanya COVID-19, berbagai masalah kesehatan yang bisa dialami terjadi memasuki musim pancaroba saat ini yakni DBD

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 01 Maret 2022 | 09:06 WIB
Awas! Musim Pancaroba Tidak Hanya COVID-19 yang Diantisipasi, Dokter Ingatkan Bahayanya DBD
Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang menularkan virus dengue. Tidak hanya COVID-19, berbagai masalah kesehatan yang bisa dialami terjadi memasuki musim pancaroba saat ini yakni DBD. (Sumber: Shutterstock)

"Jika kebutuhan cairan tidak tercukupi, risiko si kecil mengalami syok yang dapat membahayakan jiwa akan meningkat. Apalagi jika syok tidak teratasi dalam waktu cepat, kemungkinan akan terjadi komplikasi perdarahan hebat yang akan sulit diatasi," jelas Debbie yang juga tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu.

Perdarahan terjadi bukan hanya disebabkan jumlah trombosit yang sangat menurun, tetapi juga disebabkan gangguan fungsi pembekuan darah.

Risiko lain yang dapat terjadi pada fase kritis ini yaitu gangguan kesadaran, gangguan fungsi ginjal, serta gangguan fungsi hati dan organ lainnya. Kondisi ini dapat terjadi pada kurang lebih 30 persen kasus dengue berat.

Pada umumnya, kasus DBD yang ditangani dengan kecukupan cairan dengan baik akan terhindar dari kemungkinan terjadinya komplikasi yang berat. Debbie mengatakan, inilah pentingnya perawatan di rumah sakit.

Baca Juga:Jumlah Angkot di Kota Semarang Menyusut di Tengah Marebaknya Transportasi Online dan Pandemi Covid-19

Fase ketiga yakni fase pemulihan atau penyembuhan, yang biasanya terjadi pada hari ke 6-7. Pada fase ini demam sudah mulai turun, kondisi tubuh pun perlahan membaik. Untuk mempercepat pemulihan pasien, sebaiknya pilih asupan nutrisi yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, termasuk kadar trombosit.

DBD seperti penyakit akibat infeksi lainnya sama-sama diawali demam, meskipun setiap penyakit biasanya memiliki gejala khas masing-masing. Untuk membedakan DBD dengan penyakit lainnya yang juga biasanya diawali dengan demam, pemeriksaan darah yakni pemeriksaan antigen NS1 dengue bisa menjadi pilihan.

Debbie lalu memberikan tips agar terhindar dari DBD yakni menjaga imunitas. Hal ini dapat dilakukan dengan pemenuhan nutrisi yang baik, yaitu dengan mencukupi asupan makronutrien seperti karbohidrat, protein, lemak dan mikronutrien yakni vitamin, mineral yang tepat. Selain itu, dapat juga diperkuat dengan pemberian vaksin dengue pada seseorang yang telah berusia 9-16 tahun.

Di sisi lain, pengendalian lingkungan juga penting untuk dilakukan demi mencegah nyamuk pembawa virus berkembang biak. Nyamuk umumnya menyukai tempat penampungan air yang bersih seperti kolam atau bak mandi.

"Jadi, tempat-tempat penampungan air harus sering dikuras. Bersihkan pula wadah penampungan air yang memudahkan nyamuk bersarang dan bertelur," kata Debbie.

Baca Juga:Tambah Tiga Orang, Kasus Kematian COVID-19 Karawang Jadi 1.938 Orang

Langkah selanjutnya, periksa kamar termasuk kamar milik anak, hindari banyak gantungan baju atau barang-barang untuk menghindarkan nyamuk bersarang. Anda juga dapat melakukan penyemprotan atau fogging untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasa dan mematikan telur-telur nyamuk dengan abatisasi. Anda dapat memasukkan bubuk abate ke dalam sumber-sumber air sehingga telur-telur nyamuk akan mati dan proses reproduksinya terhenti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini