Misi Besar Rusia dan China, Membangun Stasiun Permanen di Luar Angkasa

Rusia dan China mempunyai misi besar dalam waktu dekat, Yaitu membangun stasiun permanen di luar angkasa

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 09 Maret 2022 | 08:00 WIB
Misi Besar Rusia dan China, Membangun Stasiun Permanen di Luar Angkasa
Stasiun Luar Angkasa China. Rusia dan China mempunyai misi besar dalam waktu dekat, Yaitu membangun stasiun permanen di luar angkasa. [Space.com]

SuaraJawaTengah.id - Rusia dan China mempunyai misi besar dalam waktu dekat. Yaitu membangun stasiun permanen di luar angkasa. 

China akan menjalankan beberapa kali misi pendaratan di bulan sebelum merealisasikan kerja samanya bersama Rusia untuk membangun stasiun permanen di luar angkasa itu pada 2035.

"Kami berencana menjalankan beberapa misi di bulan sebelum 2030 dan menyelesaikan pembangunan konstruksi stasiun permanen sebelum 2035," kata Kepala Perancang Progam Eksplorasi Bulan China, Wu Weiren, di sela-sela sidang parlemen dua sesi di Beijing, Selasa (8/3/2022).

Program penelitian ke bulan Fase-4 telah mendapatkan persetujuan dari otoritas setempat pada akhir 2021.

Baca Juga:Perang Rusia vs Ukraina Kian Sengit, Warga Sipil Terus Dievakuasi dari Sejumlah Kota

Dengan adanya persetujuan tersebut, maka akan dijalankan tiga misi pendaratan oleh Chang'e-6, Chang'e-7, dan Chang'e 8 sebelum 2030.

Wu yang juga anggota Majelis Penasihat Politik Rakyat China (CPPCC) atau MPR tersebut menjelaskan bahwa Chang'e-6 akan melakukan pendaratan di kawasan kutub bulan untuk mengambil satu hingga dua kilogram sampel material bulan.

Chang'e-7 akan mendarat di kutub selatan bulan untuk mencari air dan survei lingkungan di kawasan itu, sedangkan Chang'e-8 yang merupakan misi tahap akhir akan memandu eksploitasi sumber daya alam di kutub selatan bulan.

China dan Rusia sedang menjalin kerja sama untuk mencapai kesepakatan membangun stasiun penelitian bulan berskala internasional (ILRS).

Stasiun tersebut bakal dibangun di kutub selatan bulan yang menjadi fokus utama misi Fase-4.

Baca Juga:CEK FAKTA: Vladimir Putin Ancam Balik FIFA karena Melarang Rusia Bermain di Piala Dunia 2022, Benarkah?

Temperatur pada sisi gelap bulan bisa mencapai -200 derajat Celcius, sedangkan di sisi terdekatnya 200 derajat Celcius sehingga tidak cocok bagi manusia untuk melakukan aktivitas jangka panjang, demikian Wu beralasan.

Meskipun di kawasan kutub selatan bulan ada fenomena siang dan malam serta ada sinar matahari bersinar secara terus-menerus selama lebih dari 180 hari, tetap bisa mendukung pekerjaan di permukaan bulan dalam jangka waktu yang panjang, tambah Wu.

Di kutub selatan bulan juga memungkinkan adanya sumur air dalam dan menurut dia, jika bisa ditemukan, maka akan menjadi hal yang positif bagi ILRS dalam jangka panjang dan manusia juga bisa melakukan ekslorasi dalam waktu relatif singkat.

ILRS memungkinkan beberapa negara, organisasi internasional, dan mitra lainnya terlibat dalam melakukan orbit ke bulan.

Stasiun penelitian di bulan akan berfungsi sebagai pusat pertukaran eksplorasi ruang angkasa.

"Karena gravitasi di bulan hanya seperenam dari bumi, maka lebih mudah bagi pesawat ruang angkasa lepas landas dan dapat memecahkan masalah pasokan bahan bakar selama berada di bulan," kata Wu seperti dikutip media China. 
[ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak